Meski begitu, pengiriman bunga dari Kenya ini bukannya tanpa masalah. Tantangan utama adalah proses proses perijinan yang rumit. Untuk mengirim kargo dari Kenya ke Eropa, setidaknya harus ada ijin dari 30 pihak dan melibatkan 200 jenis komunikasi. Tak heran jika keseluruhan proses pengiriman tersebut membutuhkan waktu sampai satu bulan.
Dalam konteks yang lebih luas, rumitnya perijinan memang menjadi masalah utama industri kargo selama ini. Tingginya lalulintas kargo harus berhadapan dengan rendahnya tingkat kepercayaan antar pihak terkait. Tiap dokumen harus diperiksa pada tiap titik, yang membuat menimbulkan resiko tertahannya kargo menjadi tinggi. Hal inilah yang coba diatasi Maersk, perusahaan kargo terbesar dunia.
Bekerjasama dengan IBM, mereka mencoba membuat sistem pengiriman kargo yang transparan, aman, dan terpercaya. Dan teknologi yang dipilih adalah blockchain. Mengapa Blockchain? Banyak pihak yang mengasosiasikan teknologi blockchain dengan bitcoin. Maklum, bitcoin memang lahir dari teknologi blockchain. Namun jika ditilik lebih dalam, blockchain sebenarnya bisa dimanfaatkan di banyak hal selain bitcoin.
Untuk mengetahui alasannya, mari kita belajar sedikit mengenai teknologi blockchain. Secara sederhana, blockchain adalah buku catatan digital yang mencatat setiap transaksi atau kejadian. Namun berbeda dengan catatan digital konvensional, blockchain dibangun dengan Abdul Aziz dasar desentralisasi. Artinya, data yang dicatat jaringan blockchain tersebar di banyak titik (atau biasa disebut node) sehingga tidak mungkin hilang atau down.
Setiap terjadi transaksi baru, sistem blockchain akan mengecek keabsahan transaksi baru tersebut di semua node yang ada. Jika transaksi baru ini sudah sesuai sesuai persyaratan (seperti dilakukan oleh pihak yang berhak), transaksi tersebut menjadi sebuah blok yang kemudian disatukan dengan transaksi sebelumnya
