BERITA TENTANG “perang” bisnis, dalam artian menggaet lebih banyak pelanggan, sudah sering kita dengar. Namun ada satu “pertempuran” di balik layar bisnis yang mungkin tak banyak diangkat kecuali di forumforum human resource. Perang itu bernama talent war, ketika organisasi bisnis/perusahaan berebut talenta terbaik demi mengejar target bisnis yang terus dibayangi persaingan.
Digitalisasi sedikit banyak menjadi pemicu talent war dewasa ini, khususnya di kawasan bertumbuh seperti Asia Tenggara. Digitalisasi melahirkan kebutuhan akan keahlian-keahlian baru, di bidang teknologi maupun bisnis, yang terkadang sangat spesifik.
Head of Talent Acquisition di satu perusahaan e-commerce yang sudah mapan mengungkapkan betapa banyak karyawannya yang sudah “jadi” dibajak perusahaan lain. Sementara jajaran manajemen terus mengajukan permintaan untuk posisi-posisi baru. Karyawan bisa bertahan lima tahun saja sudah dianggap sebuah prestasi.
Khususnya di bidang teknologi informasi, keahlian di bidang cloud dan big data analytics masih menjadi hot skills di tahun ini. Merebaknya pemanfaatan artifi cial intelligence dan machine learning juga diprediksi akan meningkatkan permintaan dengan keahlian itu. Apa lagi keahlian yang sedang banyak dibutuhkan saat ini? Anda bisa menyimaknya di salah satu laporan utama di edisi ini.
Ada satu lagi “profesi” yang akhir-akhir ini mulai dilirik berbagai kalangan, yaitu bitcoin miner. Bisnis penambangan bitcoin ditengarai bisa mengembalikan modal dalam waktu relatif cepat. Namun di sisi lain, ada pelaku bisnis yang menyebut cryptocurrency sebagai fraud, bahkan diramalkan berakhir buruk. Ada baiknya Anda memahami dulu cara kerja dan potensi bitcoin mining sebelum memutuskan untuk membeli mining rig yang harganya puluhan juta itu.