Industri TI kini bukan hanya menjadi ladang bisnis bagi perusahaan-perusahaan mapan dan startup lokal, tapi juga para pemain dari luar negeri yang memandang Indonesia sebagai pasar potensial. Banyaknya startup dan perusahaan teknologi yang masuk dan membuka kantornya di Indonesia, membuka peluang bagi para lulusan dan profesional TI untuk berkarier di lingkungan berstandar internasional.
Di sisi lain, persaingan dengan talenta-talenta luar tak bisa dihindari. Masuknya perusahaanperusahaan dan startup dari luar otomatis membuka akses bagi tenaga kerja asing untuk masuk ke Indonesia dan bersaing dengan tenaga kerja lokal. Kesempatan kerja yang terbuka semakin luas, tapi persaingan untuk memperebutkan posisi di perusahaan menjadi semakin ketat.
Riset Linkedin mengenai pasar tenaga kerja di Amerika Serikat di tahun 2018 memaparkan bahwa pemanfaatan teknologi di berbagai jenis industri telah menciptakan jenis-jenis pekerjaan dan keterampilan baru. Lembaga perekrutan Robert Walters juga merilis riset mengenai tren pekerjaan yang paling banyak dibut uhkan di tahun 2018.
Berdasarkan risetnya untuk pasar tenaga kerja di Indonesia, Robert Walters memprediksi pertumbuhan bisnis dan aktivitas perekrutan yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia akan relatif stabil di sepanjang tahun ini.
Perusahaan-perusahaan yang “seksi” dan banyak mendorong aktivitas perekrutan, di antaranya adalah perusahaan fi ntech (fi nancial technology), perusahaan teknologi, serta perusahaan-perusahaan di bidang supply chain dan logistik. Di era digital sekarang ini, teknologi menjadi penyokong bagi berbagai jenis bisnis dan industri. Artinya, bukan hanya perusahaan teknologi saja yang membutuhkan dukungan profesional TI.
