Korporasi Menanti 5G. Sudah tak sabar rasanya kita menanti kehadiran 5G. Sudah tak sabar rasanya mencicipi internet kecepatan tinggi seperti yang makin sering digadang-gadang di berbagai kesempatan dan pemberitaan. Pasalnya, koneksi internet saat ini rasanya sudah terlalu lambat bagi aktivitas kita. Padahal kita baru saja mencicipi 4G.
Namun, kita harus lebih bersabar karena layanan 5G belum akan digelar di Indonesia tahun ini meski serangkaian uji coba telah dilakukan oleh operator telekomunikasi sepanjang tahun 2018. Kalaupun pada akhirnya 5G digelar di negeri ini, kemungkinan besar konsumen retail belum bisa menikmatinya. Menkominfo Rudiantara sudah mengemukakan bahwa dalam jangka pendek, adopsi teknologi 5G di Indonesia akan difokuskan pada segmen korporasi. Alasannya, pengguna korporasi lebih membutuhkan kapasitas jaringan yang lebih besar daripada segmen retail.
Selain itu, kecanggihan dan penggelaran 5G harus ditebus dengan tarif yang bisa sepuluh kali lebih mahal dibanding tarif 4G. Daya beli yang lebih baik dan kebutuhan membuat 5G lebih cocok ditawarkan untuk pengguna korporasi. Sambutan tak kalah hangat menanti di lingkungan korporasi karena teknologi 5G adalah salah satu enabler untuk menggulirkan Revolusi Industri 4.0. Bandwidth komunikasi yang makin luas memungkinkan pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis teknologi terkini seperti Virtual Reality dan Internet of Things. Teknologi 5G juga memungkinkan pengoperasian robot, drone, dan mobil swakemudi.
Di lingkungan korporasi ini pula, teknologi 5G berpotensi menggulirkan bola ke berbagai arah. Misalanya, dengan penggunaan robot dan mesin-mesin pintar di ranah industri, mau tak mau akan ada bidang-bidang pekerjaan yang tergantikan. Namun, bukan tidak mungkin jika muncul keahlian-keahlian baru yang akan dibutuhkan oleh industri.