Tampilkan di aplikasi

WeWork dan fatamorgana valuasi

Majalah Infokomputer - Edisi 12/2019
2 Desember 2019

Majalah Infokomputer - Edisi 12/2019

WeWork

Infokomputer
Akhirnya, keputusan pahit itu terpaksa diambil. WeWork memutuskan untuk memecat 2400 pekerja, atau 19% dari total karyawannya. Langkah ini menambah sendu nasib perusahaan yang bermarkas di New York ini.

Dalam dua bulan terakhir, WeWork harus mengalami penurunan valuasi yang tajam, menjual beberapa unit usaha, sampai memecat pendiri sekaligus sang CEO, Adam Neumann.

Yang ironis, tahun 2019 ini seharusnya menjadi tahun penting bagi WeWork. Dengan status sebagai startup dengan valuasi tertinggi di AS, WeWork dijadwalkan menjadi satu dari sedikit startup yang berhasil melangkah ke pasar saham.

Namun kenyataan suram di balik kemegahan WeWork membuat semua ramalan tersebut kini menjadi tidak berarti.Pentingkan Ekspansi Kisah WeWork berawal ketika Neumann memulai bisnis baju bayi bernama Krawlers.

Di gedung tempat Krawlers beroperasi, Neuman bertemu Miguel McKelvey, seorang arsitek di sebuah firma arsitektur kecil. Keduanya mendapat ide membuat sebuah ruang kerja bersama (coworking space) setelah mendapati banyak ruangan di gedung mereka bekerja yang kosong.

Pada tahun 2008, ide itu pun menetas menjadi sebuah kantor bersama dengan nama Green Desk. Ide dasarnya kala itu adalah pengguna dapat menyewa meja atau ruang kantor pribadi di kantor bersama tersebut.Namun keduanya kemudian menyadari, konsep kantor bersama tidak terlalu menarik.

Yang layak “dijual” adalah konsep kebersamaan, ketika sesama pengguna bisa saling berkenalan dan membangun jaringan berkat bekerja di kantor yang sama. Green Desk pun dijual dan mereka kemudian memperkenalkan WeWork di tahun 2010 yang mengedepankan komunitas
Majalah Infokomputer di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI