Kami melihat adanya perbedaan sikap dan metode yang diterapkan oleh keluarga dan orang tua terhadap anak-anak dalam hal penggunaan layar. Untuk bisa memberikan penjelasan dan informasi mengenai hal ini, kami telah berbicara tentang topik terkait bersama para ahli, yaitu Psikiater Anak dan Remaja dr. Halit Necmi Uçar dan dr. Fatih Hilmi Çetin. Berikut adalah hasil wawancara kami.
Dokter, kami bukan berasal dari generasi yang tumbuh dengan ponsel. Mungkin anak-anak zaman sekarang baru mengenal ponsel ketika Anda pertama kali menjadi dokter. Bagaimana menurut Anda jika kita mulai berbicara tentang masa-masa itu?
Dr. Fatih: Anak-anak yang lahir di lingkungan internet dan teknologi disebut dengan “digital native” atau “generasi digital”. Mereka adalah generasi Z dan Alfa.
Di Indonesia, internet mulai tersedia pada akhir tahun 90-an. Maka dari itu, anak-anak yang lahir pada akhir tahun 90-an bisa kita sebut sebagai “digital native”. Adapun kita sendiri merupakan “digital immigrant”.
Ada sebuah ucapan klise, “Generasi terakhir yang bermain di gang-gang adalah generasi Y.” Selama bertahun-tahun lamanya, anak-anak tumbuh besar sambil bermain di gang atau di lapangan. Namun, sejak 20 tahun terakhir, keadaan itu berubah.
Apakah perubahan ini akan membawa kebaikan atau keburukan bagi umat manusia? Kita akan melihatnya bersama-sama di masa mendatang.
