Tampilkan di aplikasi

Boleh berutang asal produktif

Majalah Intisari - Edisi 650
10 November 2016

Majalah Intisari - Edisi 650

Di dalam menjalani kehidupan modern, boleh dibilang kita akan sulit menghindar dari utang. Sekiranya mampu untuk membayarnya dan utang itu membawa nilai tambah, sebenarnya sah-sah saja kita berutang. Namun tetap waspada agar tidak gali lubang tutup lubang.

Intisari
Di dalam menjalani kehidupan modern, boleh dibilang kita akan sulit menghindar dari utang. Sekiranya mampu untuk membayarnya dan utang itu membawa nilai tambah, sebenarnya sah-sah saja kita berutang. Namun tetap waspada agar tidak gali lubang tutup lubang. tapi untuk keperluan apa pun yang dapat memberi nilai tambah dalam kehidupan kita. Contoh utang produktif misalnya membeli properti untuk diinvestasikan. Kita mengambil kredit kepemilikan apartemen dari bank untuk kemudian apartemennya disewakan. Dari penyewaan itu kita memperoleh penghasilan pasif, sementara nilai apartemen itu sendiri setiap tahun akan terus naik.

Begitu pula jika kita membeli kendaraan bermotor memakai kredit. Sehari-hari, kendaraan ini berjasa menghemat waktu tempuh dan biaya. Namun akan lebih produktif lagi jika disewakan atau dijadikan ojek/taksi online. Dengan memperhitungkan potensi pendapatan dengan angsuran bulanannya, kita bisa mengoptimalkan manfaat dari memiliki kendaraan ini. Sementara itu, kita tentu mafhum juga tentang utang konsumtif. Yakni segala utang untuk memenuhi keperluan seharihari. Umumnya bersifat, “tidak penting-penting amat”. Contohnya, untuk mengganti segala perangkat gadget dengan model terbaru. Atau untuk membeli paket liburan ke luar negeri. Sudah begitu, di luar negeri berniat untuk belanja, pakai kartu kredit pula.

Hati-hati, gaya hidup yang tidak seimbang dengan kemampuan, akan menimbulkan masalah finansial. Demikian Farah Dini Novita, perencana keuangan dari Janus Financial, mengingatkan. Orang akan terdorong mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan gaya hidupnya. Kecenderungannya adalah dengan berutang. “Gara-gara utang, sisi perencanaan keuangan lainnya seperti menabung apalagi berinvestasi akan terhambat,” tutur Dini. Tidak lebih dari 30% Kita dapat memperoleh pinjaman dari berbagai sumber.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI