Tampilkan di aplikasi

Agar sosis kembali mendesis

Majalah Intisari - Edisi 674
29 Oktober 2018

Majalah Intisari - Edisi 674

Ranjang baru berderit sebentar, eh sudah sepi lagi. Hubungan badan terhenti garagara penis tak mampu beraksi jantan di hadapan vagina. Si pria kecewa, pasangan bisa cemberut karena tak puas. / Foto : Zun Zun_Pexels

Intisari
"Kamu ini gimana sih, itu penis atau sosis?” tanya Nalia pada suaminya Sinarta (kedua nama disamarkan). Terang saja Sinarta sakit hati, merasa direndahkan harga diri dan kejantanannya. Padahal, tadi sebelum berhubungan seksual, ke- duanya sama-sama berahi tinggi. Namun gagal mendapat kenikmatan dan kepuasan seksual gara-gara penis loyo.

Nalia sebelumnya masih bisa mengerti kalau kadang-kadang “senjata” suaminya tak ampuh. Namun ini sudah masuk bulan keempat, aktivitas ranjangnya tak lagi terasa nikmat. Penyebabnya juga ituitu saja, saat akan penetrasi, pe nis Sinarta seolah kehilangan tenaga. Kadangkadang untuk penetrasi saja, tak punya cukup daya.

Gagal bercinta malam itu bukan berarti Sinarta mengalami gangguan seksual atau disfungsi seksual. Tidak ada masalah pada gairah seksnya, tetapi ada masalah pada perlengkapan senjata seksnya, yaitu penisnya tak mampu ereksi. Kondisi inilah yang disebut dengan disfungsi ereksi (DE). Ketidakmampuan ereksi yang bikin kepuasan seks pada pria dan khususnya pada perempuan tidak tercapai.

“Ereksi yang baik adalah penis tegang seperti timun muda dan keras seperti meja kayu, kalau seperti sosis itu sudah termasuk disfungsi ereksi,” ungkap dr. Nugroho Setiawan, Sp.And dari RS Fatmawati, Jakarta. Itulah sebabnya, “penis sosis” yang loyo saat berhubungan seks menjadi momok mengerikan di kalangan pria.

Muncul juga beban psikologis bikin situasi makin rumit. Entah itu hubungan rumah tangga terganggu, atau gangguan ereksinya semakin parah. Kalau kondisi ini sudah berlangsung lebih dari tiga bulan, jangan dibiarkan. Perlu ditangani lebih serius.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI