Tampilkan di aplikasi

Waspada sakit gula tatkala berbadan dua

Majalah Intisari - Edisi 677
1 Februari 2019

Majalah Intisari - Edisi 677

Saat berkonsultasi, dokter akan membantu mengendalikan gula darah pasien. / Foto : ExCLUSIVE CONTRIBUTOR_123RF

Intisari
Diabetes gestasional. Mung - kin Anda pernah mende - ngarnya dalam pembicaraan yang berhubungan dengan ibu hamil. Diabetes jenis ini memang menyerang ibu hamil dan akan menjangkiti calon buah hati jika tak hati-hati. Risiko ibu hamil mengidap diabetes kadang tak terelakkan karena berbagai faktor. Hanya saja, parahnya, sekitar 10-25% diabetes dalam kehamilan tidak terdeteksi.

Akibatnya, muncul ungkapan yang sering dilontarkan orang awam, “Nanti bayinya besar”. Diabetes mellitus gestasional (DMG) muncul pada ibu hamil yang memasuki trisemester ketiga atau minggu ke-24. Gejalanya kadang tidak dirasakan karena mirip dengan kebutuhan ibu hamil biasa. Misal, sering buang air kecil, sering haus, atau mudah lapar yang semuanya dialami oleh ibu hamil normal.

Tak heran, DMG kadang tidak terdeteksi dan baru terkuak ketika sudah muncul akibat-akibatnya. Pemunculan DMG memang saling berkaitan. Cerita berawal dari adanya kehamilan yang cenderung membuat peningkatan hormon seperti progesteron, esterogen, dan laktogen plasenta. Akibatnya insulin yang diproduksi tubuh tidak bekerja dengan baik sehingga kadar gula dalam darah akan meningkat. Saat tubuh mengandung, sensitivitas insulin akan menurun 45-70% dibandingkan saat tidak hamil.

Kelebihan gula darah tadi akan diambil oleh janin dan disimpan sebagai lemak dalam tubuhnya. Inilah asal muasal mengapa janin tumbuh lebih besar di atas ratarata. Bukan hanya menjadikan janin raksasa, DMG juga mengakibatkan kelainan kongenital (cacat lahir) hingga kematian. Melahirkan bayi besar juga akan membuat trauma pada ibu, khususnya pada jalan lahir.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI