Tampilkan di aplikasi

BJ Habibie dan efek sekunder “Gatotkaca”

Majalah Intisari - Edisi 686
29 Oktober 2019

Majalah Intisari - Edisi 686

Industri pesawat terbang dipilih sebagai salah satu sokoguru industri strategis karena pesawat terbang memberi solusi penghubung pulau-pulau utama Indonesia. Harapannya, pemerataan pembangunan lebih terjamin. / Foto : RAHMAD AZHAR HUTOMO

Intisari
Habibie identik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lewat iptek, ia pun mencoba membawa masa depan Indonesia melalui transformasi produk bernilai tambah. Indonesia diprediksi oleh berbagai badan independen dunia dan perusahaan konsultan manajemen internasional akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi lima besar dunia pada 2045.

Dalam laporan Bank Dunia tahun 2019 (Development Policy Review 2019), ekonomi Indonesia dicatat secara konsisten tumbuh dengan indikator pertumbuhan produk domestic bruto (GDP) 5,5% per tahun yang menciptakan lapangan kerja 1,8 juta per tahun dan menekan angka kemiskinan di bawah 10%. Namun demikian, Indonesia juga mempunyai berbagai kendala dalam tumbuh ke tahap berikutnya.

Pertama, pertumbuhan yang cenderung melambat. Hal ini menandakan adanya produktivitas yang menurun. Kedua, gaji yang rendah dalam angkatan kerjanya. Ketiga, prosentase kelas menengah yang masih rendah. Bagaimana mengatasi kendala tersebut secara efektif? Apakah formula strategi pembangunan yang tepat bagi Indonesia dalam mencapai keberhasilan ekonomi yang berkelanjutan?

Salah satu topik sentral yang telah dibicarakan dalam khasanah strategi pembangunan selama hampir setengah abad adalah pengembangan industri berbasis nilai tambah. Sebuah strategi yang akan membangun keunggulan kompetitif bangsa Indonesia dan tidak semata-mata bergantung kepada keberlimpahan sumberdaya alam (keunggulan komparatif ).

Membidik Rp800 triliun. Lebih dari empat dekade yang lalu, BJ Habibie menawarkan strategi pembangunan bagi Indonesia dengan formula transformasi industrinya yang terkenal. Sebagai showcase nasional, industri yang dipilih Habibie sebagai poros adalah industri pesawat terbang. Adagium transformasinya adalah “bermula pada akhir dan berakhir pada awal”. Apakah maksud Habibie dengan adagium ini? Lantas, mengapa industri pesawat terbang yang dipilih?
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI