Tampilkan di aplikasi

Memberi wajah manusia pada pandemi Covid-19

Majalah Intisari - Edisi 690
5 Maret 2020

Majalah Intisari - Edisi 690

Pemunculan wabah yang kini tengah menghebohkan dunia, sejatinya bukan tibatiba. Setidaknya, keberadaan virus-virus pencabut nyawa sudah diramalkan sejak puluhan tahun sebelumnya. Gangguan keseimbangan ekologi diduga sebagai penyebabnya. Virus-virus baru pun akan terus lahir sewaktu-waktu.

Intisari
Sungguh tragis nasib Dr. Liu Zhiming, Direktur Rumah Sakit Wuchang, di kota wu- han, ibukota provinsi Hubei, Tiongkok. Ia terinfeksi virus Covid-19 dan meninggal pada Selasa 18 Februari 2020 pagi dalam usia 51 tahun setelah upaya habishabisan menyelamatkannya gagal. Ia menjadi tenaga medis ketujuh di Tiongkok yang meninggal akibat wabah virus Corona jenis baru ini.

Lebih dari 1.700 tenaga medis dan paramedis di Tiongkok terinfeksi Covid-19. Liu sejak awal telah mengambil bagian dalam pertarungan melawan virus penyebab pneumonia fatal yang mirip penyebab SARS dan MERS ini. nNasib tragis serupa dialami Dr. Li Wenliang, seorang dokter spesialis mata di sebuah Rumah Sakit Pusat Wuhan yang meninggal pada 7 Februari 2020 dini hari. Ia adalah whistle blower pertama yang pada 30 Desember 2019 mengingatkan lewat jejaring sosial WeChat tentang adanya kasus-kasus gangguan pernapasan mirip SARS pada sejumlah warga di sebuah pasar ikan di Wuhan yang juga menjual kelelawar.

Tanggal 3 Januari 2020 ia kemudian dibungkam oleh polisi Wuhan agar tidak menyebarkan desas-desus tentang infeksi virus Corona yang mulai berjangkit di kota itu. Jutaan warga Tiongkok berduka dan menganggap Dr Li sebagai pahlawan. Mereka marah dan menyatakan tak percaya kepada pemerintah pusat Tiongkok maupun pemerintah provinsi Hubei. Jika peringatan Dr Li ditanggapi serius, jumlah korban akan dapat lebih dikendalikan.

Belakangan Presiden Tiongkok Xin Jin ping menginstruksikan agar pemerintah provinsi Hubei dan kota Wuhan mengambil langkah isolasi kota Wuhan, dan upaya ini walaupun agak terlambat namun dihargai oleh Dirjen WHO. Jika tidak jumlah warga Tiongkok maupun luar Tiongkok yang terinfeksi dan meninggal akan bertambah banyak.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI