Tampilkan di aplikasi

Obrolan online yang sedang jadi sorotan

Majalah Intisari - Edisi 691
31 Maret 2020

Majalah Intisari - Edisi 691

Podcast di Indonesia mulai berkembang pesat. Variasi kontendan fleksibilitas dalam beraktivitas, menjadi nilai lebihnya. Sayangnya, masih terjebak dalam logika Jakarta-sentris.

Intisari
Sore menjelang malam dan Farhandy Basil telah tiba di rumah. Ia membuka laptop, memilih antara menggam- bar atau mengerjakan tugas kuliah. Pada dua kegiatan itu ia biasanya membuka layanan musik Spotify. Tapi, alih-alih memutar lagu, mahasiswa jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma itu justru memutar podcast, siaran audio di internet.

Farhandy telah menjadikan podcast bagian dari rutinitas harian. Pilihannya biasa jatuh pada podcast Do You See What I See asuhan podcaster (sebutan pembuat podcast) Rizky Ardi Nugroho. Podcast ini berisi cerita-cerita horor yang dituturkan oleh para pendengarnya. Bagi Farhandy yang keranjingan cerita horor, tentu menarik.

“Ngerasa kalau ada teman yang lagi nyeritain sesuatu,” tuturnya. Ia tak menampik, konten horor marak ditemui dalam format lain. Di Youtube salah satunya. Tapi, ia lebih menyukai format podcast. Alasannya, ia tak harus memperhatikan visual dan bisa mendengarkan sambil beraktivitas yang lain. Farhandy tidak sendirian.

Berdasarkan survei Podcast User Research in Indonesia 2018 yang dilakukan Daily Social, 67,97% masyarakat Indonesia familiar dengan podcast. Sementara itu, 80,82% responden mendengarkan podcast dalam enam bulan terakhir. Mayoritas responden survei ada pada rentang usia 20-25 tahun. Rentang usia Generasi Z, seperti Farhandy, persentasenya 42,12% dari total responden.

Mulai berkembang, Podcast lahir awal 2000-an seturut munculnya iPod keluaran Apple. Namanya didapat dari singkatan iPod broadcasting. Ia mirip radio, tapi tidak disiarkan melalui frekuensi dan bersifat ondemand. Bisa didengarkan kapan pun pendengar mau. Di Indonesia, keberadaan podcast bisa dilacak hingga beberapa tahun ke belakang. Tepatnya pada 2005, ketika podcast pertama Indonesia lahir lewat tangan Boy Avianto.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI