Tampilkan di aplikasi

Musim Covid-19, keuntungan memilih tidak mudik

Majalah Intisari - Edisi 692
28 April 2020

Majalah Intisari - Edisi 692

Rantai penularan virus bak deret ukur meminta kita memakai logika untuk benar-benar menerapkan physical distancing / Foto : CORONA_FREEPI

Intisari
Arus mudik normalnya bisa mencapai 20 juta orang. Selama perjalanan mudik bukan saja kondisi berdesak- desakan di terminal, stasiun, atau terminal, melainkan juga di dalam kendaraan angkutan juga. Saling bersinggungan, bersentuhan, dan besarnya potensi kontak orang ke orang, dan itu menjadi ajang berisiko besar tertular penyakit infeksi pernapasan, termasuk Covid-19.

Ada ratusan orang di belakang satu positif Covid-19 Untuk sampai bisa tertular Covid-19 cukup berhadapan dengan satu pembawa Covid-19. Dan itu berlangsung umumnya di tempat publik. Di sekitar satu pembawa Covid-19 sedikitnya 5 orang berisiko tertular. Masing-masing dari 5 orang sudah tertular ini juga ada 5 orang lain lagi yang berisiko, sehingga 125 orang, dan seterusnya. Dan itu baru dari satu titik lokasi orang berada apabila orang tersebut bercakap-cakap, batuk, atau bersin.

Apabila orang positif Covid-19 yang sama bergerak dan berpindah ke satu titik lokasi lain di tempat publik, maka bertambah lagi kelipatan orang berisiko tertular, sehingga kalau ditelusuri lebih lanjut, sebagaimana sistem epidemiologik selama ini kerjakan sebagai upaya tracing, hitungannya sudah berupa sejumlah deret ukur.

Ketika kasus perdana kita dua orang asal Depok, oleh kegiatan tracing di belakangnya ternyata kedapatan 80-an orang berisiko tertular. Mereka orang-orang yang punya riwayat bertemu, berkontak, atau terkontak dengan dua pasien Covid-19 tersebut. Kalau penelusuran dilanjutkan melacak jejaknya, akan kedapatan ratusan lagi orang, dan begitu seterusnya.

Itu alasan masuk akal untuk menetapkan agar rantai penularan Covid-19 tidak terus berlanjut, orang ketemu orang secara dekat harus dihindari, atau diwajibkan agar tidak dilakukan. Itulah upaya physical distancing, menjaga jarak kita tidak berdekatan dengan oranglain. Kenapa? Apa semua orang lain sudah pasti orang yang membawa Covid-19?
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI