Tampilkan di aplikasi

Dalam bisnis, krisis bukan berarti finish

Majalah Intisari - Edisi 694
30 Juni 2020

Majalah Intisari - Edisi 694

Kenormalan baru dalam berbisnis bisa jadi salah satunya dengan bermasker senantiasa.

Intisari
“Teman-teman Ali terkasih, hatiku terasa berat belakangan ini. Aku sungguh ingin mengungkapkan permintaan maa£u yang tulus kepada kalian semua sejak aku mendengar bahwa diagnosis itu sudah dikonfirmasi pagi ini. Jika ada yang bisa dilakukan untuk kesembuhan rekan kita yang malangnya terkena penyakit ini, atau menjamin kesehatan staf lainnya, juga penduduk Hangzhou, aku bersedia memberikan apa pun yang aku miliki.

“Memang, masih banyak aspek yang kurang dari Alibaba. Banyak pertanyaan yang harus kita renungkan setelah bencana ini lewat. Sebagai orang yang bertanggung jawab atas perusahaan ini, aku bersedia mengemban tanggung jawab penuh atas apa yang terjadi, jika aku memang bisa.

“Namun, akal sehat memberitahuku bahwa sekarang bukan waktunya untuk mulai menyalahkan orang lain. Sekarang aku perlu semua orang bersatu untuk melalui krisis ini dan menghadapi tantangan yang ada di hadapan kita. Kita adalah perusahaan muda yang dibentuk oleh orang-orang muda. Melewati krisis ini akan membuat kita tumbuh dengan sangat cepat. Mari kita bersatu dalam doa bagi rekan kita yang jatuh sakit dan berharap agar ia cepat sembuh.”

Berjalan seperti hantu. Itulah surat dari Jack Ma yang dikirim ke para stafnya menyusul terdiagnosisnya salah satu karyawannya yang terkena SARS. Pada, 6 Mei 2003 sekira pukul 16.00, Jack Ma, pimpinan Alibaba, dengan mengenakan masker membuat pengumuman bagi semua orang. Sebuah pesan disebarkan ke semua orang yang bekerja di rumah. Semua orang memakai masker.

Sebuah kesalahan kecil terjadi di Alibaba yang sedang tumbuh di tengah wabah SARS. Musibah yang mungkin saja membuat Alibaba terkena virus namun mampu membentuk antibodi dan membuatnya justru kebal terhadap krisis serupa. Di bulan Maret 2003 itu, ada 3.500 anggota baru Alibaba setiap harinya. Angka ini 50 persen lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama tahun sebelumnya.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI