Tampilkan di aplikasi

“Singa Podium” yang suka mengerjai polisi

Majalah Intisari - Edisi 695
5 Agustus 2020

Majalah Intisari - Edisi 695

Sukarno berbicara di hadapan pertemuan antara pihak Indonesia dan Jepang

Intisari
Pada 4 Juli 1927 ia mendirikan Partai Nasional Indonesia. Tujuan partai jelas dan tanpa tedeng alingaling: “kemerdekaan, sekarang”. Tujuan ini bagi banyak pengikutnya pun masih terasa terlalu radikal,karena menantang Belanda muka dengan muka.

Tahun 1928 adalah tahun propaganda dan pidato. Bandung dibagi-baginya dalam daerah-daerah dan di mana-mana ia berpidato di depan massa yang membludak. Sukarno kini dikenal sebagai “Singa Podium”. Oleh karena panitia tidak punya mikrofon dan pengeras suara, ia harus berteriak sekencangkencangnya sampai suaranya parau.

Popularitas Sukarno meluas sampai orang berdatangan dari segala penjuru Jawa ke Bandung. Kepiawaian narasi Sukarno demikian memukau, sampai ada yang membilang begini, “sungguhsungguh menyentuh tali hati setiap orang seperti pemain kecapi.” Padahal yang digembar-gemborkan Sukarno adalah ajakan untuk merdeka. Tidak heran bila semakin banyak juga polisi dan intel Belanda yang jadi “penggemarnya”.

Walaupun terhadap mereka ia tetap tersenyum ramah, dengan gembira juga ia “mengerjai” mereka. Sebagai contoh, ia sengaja bersepeda ke rumah temannya di tengah sawah, supaya polisi yang menguntitnya bersusah payah menggotong sepedanya yang berat sambil meniti pematang sawah. Soalnya polisi dilarang meninggalkan sepedanya tanpa ditunggui.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI