Tampilkan di aplikasi

Orangutan bersekolah agar jadi liar

Majalah Intisari - Edisi 695
5 Agustus 2020

Majalah Intisari - Edisi 695

Sebanyak 4-5 orangutan mendapat satu baby sitter. Ketika matahari pagi muncul, orangutan sudah heboh bersuara. Mereka tahu, jika hari sudah terang, maka waktunya sekolah.

Intisari
Nyaru Menteng menjadi benteng terakhir untuk menahan laju kepunahan orangutan. Pengelola mendedikasikan diri mengajarkan kembali insting keliaran yang hilang pada primata cerdas ini oleh tekanan lingkungan yang hebat. Terik matahari menyambut saya di Nyaru Menteng.

Meski rindang oleh kanopi pepohonan, udara lembap Kalimantan dan ketiadaaan angin memunculkan hawa gerah di tempat reintroduksi orangutan yang akan dilepasliarkan ke hutan. Usai berbincang sejenak untuk mendapat gambaran umum soal pengelolaan introduksi ini dengan Denny Kurniawan, Program Manajer Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, kami menuju ke lapangan.

Dari kamp utama saya berjalan kaki beriringan bersama beberapa pengelola, menyusuri hutan sekunder berpayung tajuk aneka pohon yang rapat. Papan-papan kayu ditata memanjang sebagai pijakan pada jalan setapak di atas tanah gambut. Kami pun melintasi sungai kecil berair cokelat. Lebih kurang lima menit, kami menjumpai dataran lapang dengan banyak tumbuhan perdu serta lantai hutan berkarpet daun yang tebal
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI