Tampilkan di aplikasi

Kopassus TNI AD : “Berani, benar, berhasil”

Majalah Intisari - Edisi 697
5 Oktober 2020

Majalah Intisari - Edisi 697

Dua prajurit Kopassus sedang bercakapcakap di depan kendaraan tempur. Baret merah menjadi ciri dari pasukan ini berasal dari baret yang biasa dikenakan oleh pendirinya, Mochamad Idjon Djanbi. / Foto : DOK. AGUSTINUS WINARDI

Intisari
Nama kesatuan ini dikenal sebagai salah satu pasukan elite dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia. Penggemblengan yang begitu keras menghasilkan para prajurit tangguh dan pantang menyerah. Medan pertempuran di Timor Timur menjadi saksinya. Dalam perkembangan kemiliteran terkini, Indonesia sedikitnya telah memiliki tujuh kesatuan berkualifikasi khusus atau biasa disebut pasukan khusus (special force). Mereka disebut pasukan khusus karena biasa menjalankan misi khusus berupa operasi militer sangat rahasia sekaligus berisiko tinggi.

Pasukan-pasukan khusus itu antara lain Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Korps Marinir, Satuan Bravo 90 (Sat Bravo 90) TNI AU, Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib Marinir) TNI AL, dan Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad.

Sedangkan dari Kepolisian RI, satuan khusus yang dimiliki adalah Detasemen C Resimen IV Gegana Brimob dan Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror. Seperti halnya pasukan khusus tingkat dunia, pasukan khusus Indonesia juga mengadopsi sejumlah ilmu dan teknik pertempuran jarak dekat (CQB/Close Quarter Battle). Standar yang sama juga diwujudkan dalam proses rekrutmen dan pelatihan.

Namun dalam perkembangannya, standar itu makin ditingkatkan pascaserangan teroris 11 September 2001 di AS. Kemampuan tempur yang didukung berbagai teknik, strategi tempur dan persenjataan mutakhir itu biasa disebut dengan aksi lawan terorisme (counter terrorist). Tapi uniknya, dalam perkembangan terkini pasukan khusus yang memiliki banyak kemampuan itu malah sering disebut pasukan antiteror. Padahal, kemampuan menanggulangi terorisme sebenarnya hanya merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki pasukan khusus.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI