Tampilkan di aplikasi

Memecah batu ginjal tanpa risiko radiasi

Majalah Intisari - Edisi 699
14 Desember 2020

Majalah Intisari - Edisi 699

Jika bukan karena pergerakan tubuh, sakit pinggang menurut studi dapat menjadi gejala klinis adanya batu ginjal kecil. / Foto : KAROLINA GRABOWSKA_BACK PAIN_PEXELS

Intisari
Perkara batu ginjal bisa bikin sakit pinggang hebat, luka saat buang air kecil, hingga kematian. Para dokter dari Indonesia mengembangkan teknik operasi yang kian aman untuk kesembuhan pasien. “Kurang minum air putih, tuh,” mungkin pernah Anda dengar bila mengeluhkan sakit pinggang. Jika bukan karena pergerakan tubuh, sakit pinggang menurut studi memang dapat menjadi gejala klinis adanya batu ginjal kecil.

Sakit pinggang karena batu ginjal berukuran kecil dapat mereda bila banyak minum air putih dan melakukan perawatan serta konsutasi ke dokter. Namun, batu ginjal yang berukuran besar dan sudah mengeras cenderung sulit keluar bersama urine. Akibatnya, perlu prosedur pengobatan lebih lanjut. Dokter spesialis urologi klinis dr. Ponco Birowo, Sp.U(K), Ph.D dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat menuturkan, selama bertahun-tahun para dokter mencoba mengembangkan metode yang aman dan ekonomis untuk mengangkat batu ginjal.

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) merupakan salah satu metode yang dinilai mumpuni untuk mengatasi hal tersebut. PCNL merupakan teknik pembedahan invasif minimal untuk menghancurkan batu ginjal. Tindakannya menggunakan jarum dan guidewire yang ditusukkan ke punggung pasien pada kulit dekat ginjal untuk mengakses ginjal dan saluran kemih bagian atas. Karena sifatnya invasif minimal, luka operasi pada teknik ini hanya sekitar 1 cm.

Kendati demikian, Ponco menuturkan, prosedur ini perlu pencitraan untuk menilai apakah akses ke ginjal sudah tercapai dan memberikan gambaran secara visual yang memperlihatkan proses tindakan. Proses pencitraan yang umum digunakan adalah fluoroskopi yang memanfaatkan x-ray dan cairan kontras untuk membantu memvisualisasikan struktur organ yang diperiksa.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI