Tampilkan di aplikasi

Diet gizi seimbang, bakteri usus, penyakit autoimun: apa hubungannya?

Majalah Intisari - Edisi 700
18 Januari 2021

Majalah Intisari - Edisi 700

Kuman di usus kita turut menentukan kuat-tidaknya daya tahan tubuh. Namun tidak kecil juga perannya dalam menimbulkan penyakit autoimun. Diet gizi seimbang adalah salah satu cara untuk mengendalikan kuman-kuman ini, supaya bukan tubuh kita yang diatur oleh mereka.

Intisari
Penyakit autoimun adalah kondisi yang timbul saat tubuh salah mengenali komponen tubuh sendiri sebagai zat asing, menyebabkan sistem imun aktif dan memproduksi antibodi sebagai upaya untuk mengeliminasi komponen asing tersebut. Banyak penyakit sudah dikenal yang didasari oleh kondisi autoimun, misalnya lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), psoriasis, radang sendi rheumatoid (rheumatoid arthritis), multiple sclerosis (MS), dan lainlain.

Gejala yang timbul akibat penyakit autoimun ini bergantung pada organ yang terdampak. Contoh, pada orang dengan psoriasis, muncul gejala pada kulit karena antibodi menyerang selsel kulit. Sedangkan gejala akibat lupus bisa sangat beragam karena antibodi dapat menyerang sel ginjal, sel kulit, persendian, bahkan sel jantung. Penyakit autoimun biasanya bersifat kronik atau menetap lama, yang sering kali disertai dengan kekambuhan. Acap kali penyakit autoimun menyebabkan keterbatasan penderitanya untuk beraktivitas, menurunkan kualitas hidup, bahkan kematian.

Memahami kerajaan bakteri di usus. Tubuh manusia selalu terpapar kuman dari luar yang dapat menginfeksi dan membuat tubuh menjadi sakit. Tidaklah asing di masa pandemi COVID-19 ini, kita mendengar jargon diet seimbang demi daya tahan tubuh yang kuat untuk melawan virus dan kuman lainnya. Namun, sadarkah kita, kalau di dalam usus manusia hidup berjuta bakteri yang ikut mempengaruhi daya tahan tubuh? Bakteri-bakteri ini bisa memperkuat sistem imun tubuh kita. Tetapi sayangnya di sisi lain, bakteri juga dapat menjadi musuh dalam selimut yang memporakporandakan benteng pertahanan tubuh.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI