Tampilkan di aplikasi

Merawat Bahasa Jawa lewat marcukundo

Majalah Intisari - Edisi 704
19 Mei 2021

Majalah Intisari - Edisi 704

Setelah enam bulan belajar dan melalui ujian lisan dan praktik, para murid pun kembali ke masyarakat sebagai duta bahasa Jawa yang baik dan benar.

Intisari
Bahasa Jawa boleh berbangga karena memiliki jumlah penutur terbanyak di antara bahasa daerah yang ada di Indonesia. Namun tak urung didera krisis juga. Generasi penerus banyak yang seakan tak peduli dengan nasib bahasa Jawa ke depannya. Padahal, bahasa erat kaitannya dengan budaya yang menghidupinya.

"Sekarang ini bisa dibilang, terjadi krisis bahasa Jawa,” kata Eneas Titi (27), pambiwara (pembawa acara berbahasa Jawa) dan juga penyanyi ini. Meski masuk dalam bahasa daerah dengan penutur terbanyak di Indonesia (mencapai 85 juta jiwa), namun tak semua memiliki pemahaman bahasa Jawa yang baik dan benar. Bahasa Jawa termasuk bahasa yang sulit karena mengenal tingkatan-tingkatan saat berkomunikasi dengan orang lain. Siapa yang kita ajak berbicara menentukan tingkatan bahasa yang mana yang kita pakai.

Secara garis besar, bahasa Jawa memiliki dua tingkatan yakni ngoko dan krama. Masing-masing mengenal alus dan lugu. Jadi ada ngoko alus dan ngoko lugu, serta kromo alus dan kromo lugu. Setiap tingkatan memiliki fungsi yang berbeda berdasarkan situasi dan kondisi yang berlangsung dalam masyarakat. Perbedaan tingkat tutur dapat dilihat dari bentuk bahasa. Penyebutan kata kerja, kata benda, kata sifat dan pronomina yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan rasa hormat dari penutur bahasa.

Penggunaan kata diri seperti kula, aku dan dalem menunjukkan adanya perbedaan terhadap rasa hormat dari penutur bahasa yang disesuaikan dengan lawan tuturnya. Penggunaan kata kerja, kata benda dan kata yang menunjukkan keadaan juga mencerminkan adanya perbedaan sistem tingkat tutur. Sebagai contoh benda ialah griya, dalem dan omah; penggunaan kata yang menunjukkan keadaan seperti kata lara, gerah dan sakit. Dalam kata sifat seperti turu, sare dan tilem.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI