Tampilkan di aplikasi

Belum lulus tapi sudah membom markas pasukan Belanda

Majalah Intisari - Edisi 707
4 Agustus 2021

Majalah Intisari - Edisi 707

Ilustrasi ketika pesawat C-47 Dakota VT-CLA ditembak jatuh dan profil tiga tokoh AURI yang gugur dalam pesawat diabadikan di Monumen Ngoto, Bantul, Yogyakarta. / Foto : A WINARDI

Intisari
Sekitar dua bulan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, segera muncul masalah genting terkait mendaratnya pasukan Sekutu. Sebab Indonesia terancam dijajah lagi dan kemerdekaanya pun bisa hilang. Tujuan mendaratnya sekitar 6.000 pasukan Sekutu di bawah pimpin Brigjen Aubertin Walter Sothern Mallaby di Surabaya yang didominasi tentara Inggris pada 25 Oktober 1945 itu adalah untuk melucuti tentara Jepang.

Selain itu pasukan Sekutu juga bertugas membebaskan warga Belanda yang selama tiga tahun (1942-1945) ditawan oleh pasukan Jepang. Akan tetapi tujuan pasukan Sekutu yang bermaksud melucuti pasukan Jepang dan membebaskan tawanan Belanda itu segera memunculkan masalah baru. Pasalnya sebagian senjata pasukan Jepang sudah direbut oleh para laskar pejuang dan anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Selain itu, para tawanan Belanda yang umumnya anggota militer, diamdiam malah dipersenjatai Sekutu dan berniat menjajah Indonesia lagi. Apalagi pasukan Sekutu yang terus berdatangan ternyata juga diboncengi oleh mendaratnya pasukan Belanda (Netherlands Indies Civil Administration/ NICA). Kehadiran pasukan Belanda beserta persenjataannya yang makin terang-terangan itu jelas bertujuan untuk menguasai Indonesia lagi.

Mendaratnya pasukan NICA dan dibarengi sikap pasukan Inggris yang sewenang-wenang melucuti senjata dan merampas kendaraan yang sedang digunakan para laskar pejuang, segera memicu bentrokan senjata di berbagai tempat. Di kota Surabaya sendiri sampai meletus perang besaran-besaran pada 10 November 1945, sehingga menimbulkan korban jiwa yang cukup besar di kedua belah pihak. Pertempuran baru berhenti setelah Presiden Soekarno didatangkan ke Surabaya untuk melaksanakan penghentian tembak menembak.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI