Tampilkan di aplikasi

Kisah tawanan perang Jepang

Majalah Intisari - Edisi 707
4 Agustus 2021

Majalah Intisari - Edisi 707

Relawan KNIL di Hindia Belanda, sekitar awal abad ke-20

Intisari
Dinas ketentaraan kolonial Hindia Belanda Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL) dan juga Angkatan Laut Kerajaan Belanda Koninklijk Marine (KM) sudah sangat terlambat untuk bekerja lebih keras menghalau serangan musuh. Dalam hitungan minggu, Hindia Belanda pun harus menyerah tanpa syarat kepada tentara Jepang pada 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang.

Banyak orang Belanda dan Indonesia di KM dan KNIL. Mereka yang Belanda menjadi tawanan dalam jangka waktu lama. Sementara orang Indonesia dengan cepat dibebaskan, namun mereka yang jadi perwira kerap jadi sasaran kecurigaan tentara Jepang. Tidak sedikit bekas perwira KNIL yang dibebaskan ditangkapi lagi setelah 1943 oleh tentara Jepang. Diantara mereka yang menjadi tawanan, tidak sedikit yang meninggal karena siksaan, sakit dan juga eksekusi.

Di barak No. 6. Kapal motor Tjisaroea berlayar lambat dari pelabuhan Cilacap. Tujuan mereka adalah Australia. Kapal ini dikawal oleh kapal perang Exeter dan Houston, yang akhirnya menghilang dari pandangan Tjisaroea. Dua kapal perang itu ditenggelamkan armada laut Jepang. Tjisaroea sendiri sebagai kapal angkut tampak jadi santapan empuk bagi armada Jepang.

“Kira-kira dekat Pulau Bali kapal kami ditembaki oleh kapal perang Jepang dan disuruh berhenti,” aku kelasi kapal selam Belanda Raden Sanjoto pada buku Bunga Rampai Perjuangan & Pengorbanan IV, (1991:298). Penumpang Tjisaroea lain, tak lupa kejadian itu. “Pada pukul tiga atau empat petang yang naas itu, kapal kami dikelilingi oleh sebuah eskadron kapal perang Jepang. Eskadron itu terdiri atas tiga kapal penjelajah berat, mungkin saja dari kelas Asagiri, dan dua kapal perusak,” aku Hadjiwibowo dalam Anak Orang Belajar Hidup Pendewasaan 1924-1942 (2000:193-194).
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI