Tampilkan di aplikasi

Hari-hari kelahiran bahasa persatuan

Majalah Intisari - Edisi 709
1 Oktober 2021

Majalah Intisari - Edisi 709

Sebagian peserta Kongres Pemuda Indonesia pertama dalam jamuan perpisahan, 1926.

Intisari
Perjalanan bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional memang tak disangka-sangka. Berawal dari seorang pemuda yang keberatan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia pun lahir. Ia menjadi pemersatu jutaan orang dengan ratusan bahasa lokal, sekaligus turut mengantarkan mereka menuju kemerdekaan.

Syahdan, pada 2 Mei 1926, di sebuah forum, dua anak muda yang bernama depan Mohammad tengah berdebat sengit. Mohammad pertama berasal dari tanah Minang, lulusan Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta, dan biasa dipanggil Yamin oleh kawankawannya. Lawan debat Yamin, di sisi lain, berdarah Madura, lahir di Pamekasan, dan masih sekolah di Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Bandung.

Mohammad yang satu ini bernama lengkap Mohammad Tabrani. Keduanya, juga puluhan orang lainnya, sedang berada dalam sebuah pertemuan yang bertajuk “Congres Pemoeda”. Di Hindia Belanda saat itu telah banyak organisasi kepemudaan: Jong Java, Jong Soematranen Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, dan lain sebagainya. Beragam organisasi itu sepakat berkumpul untuk mempererat kerja sama di antara mereka, sekalian menggagas sebuah cita-cita persatuan di kalangan mereka, bangsa Indonesia. Poin perdebatan antara Yamin dan Tabrani terkesan sederhana.

Namun, nilainya krusial sebab menentukan cara berkomunikasi jutaan orang yang tergabung dalam sebuah negara baru suatu saat nanti. Dalam autobiografinya, Anak Nakal Banyak Akal, Tabrani menceritakan perdebatan itu. Yamin berpendapat, sebaiknya bahasa yang dipakai orang Indonesia adalah bahasa Melayu, bahasa yang umum dipakai oleh kalangan intelektual dan jurnalis pada masa itu. Tabrani, di sisi yang lain, bersikeras menolaknya. Jika mereka mengaku bangsa Indonesia, harusnya bahasa mereka adalah bahasa Indonesia juga.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI