Tampilkan di aplikasi

Sibak jejak Tionghoa di Yogyakarta

Majalah Intisari - Edisi 724
2 Januari 2023

Majalah Intisari - Edisi 724

Gerbang Kampung Ketandan / Foto : A.S. RIMBAWAN

Intisari
Bila Anda tengah berkunjung ke Yogyakarta, perhatikanlah sisi timur jalan Malioboro, berdekatan dengan los Pasar Beringharjo. Anda akan mendapati sebuah gapura ala Tionghoa megah berdiri. Apakah itu?

Gapura setinggi belasan meter itu tampak megah. Dominan berkelir merah menyala, dua tiang kanan- kirinya dihiasi motif naga membelit. Itulah penanda kampung Tionghoa di Yogyakarta, Ketandan. Di balik kawasan permukiman dan pertokoan padat, Kampung itu menyimpan rupa-rupa sejarah Yogyakarta. Sayang, belum banyak warga yang sadar akan kemegahan kisah di balik Ketandan.

Sabtu (10/12) lalu, Intisari berkesempatan mengikuti jelajah sejarah Kampung Ketandan. Kegiatan itu diinisiasi oleh pegiat sejarah di Yogyakarta, Jogja Walking Tour. Dalam rombongan tak kurang dari 20 orang itu, semuanya tampak antusias. Ketika Intisari bergabung dengan rombongan jelajah sejarah, mereka telah berkumpul melingkar di depan Museum Benteng Vredeburg, tak jauh dari titik nol kilometer Yogyakarta.

Erwin Junaedi adalah orang dibalik terselenggaranya Jogja Walking Tour. Ia rutin mengadakan acara macam ini ke berbagai situs bersejarah di Yogyakarta, seperti alun-alun utara, situs Kotagede, atau ke Masjid Kauman. Ia bertindak sekaligus sebagai pemandu. Berbekal beberapa lembar foto dan peta lawas, penjelajahan pun dimulai. “Sudah siap jamaah pengajian saya?” panggil Erwin kepada peserta, disusul rupa-rupa derai tawa.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI