Tampilkan di aplikasi

Pengalaman SK Trimurti dalam tahanan Jepang

Majalah Intisari - Edisi 726
2 Maret 2023

Majalah Intisari - Edisi 726

Saat Jepang masuk ke Indonesia, SK Trimurti sedang berada di interniran Belanda di Garut. Dengan susah payah ia akhirnya kembali ke Semarang, tidak di rumah lama tapi ke rumah baru di Kampemen (tangsi), Mlaten. / Foto : BUKU WANITA PENGABDI BANGSA

Intisari
Surat kabar kami yang tadinya keluar setiap minggu, sekarang sudah menjadi harian. Di rumah baru inilah harian itu kami teruskan. Pengawai-pengawai yang belum berumah tangga, tinggal di paviliun rumah kami. Waktu itu, kesibukan-kesibukan baru muncul, ialah kesibukan untuk mengamankan suasana sehabis perang, dan kesibukan untuk mengatur bahan-bahan makanan untuk rakyat.

Sebenarnya saya sendiri tidak sibuk, karena saya sudah mendekati melahirkan anak. Hanya suami saya yang sibuk, bersama-sama dengan dokter Buntaran, saudara Winarno Danuatmodjo dan lain-lainnya. Ada pengalaman baru yang mengesan bagiku. Saya adalah orang bekas tahanan Belanda.

Mungkin dituduh pro Jepang. Dan orang-orang mengira, bahwa saya tentunya akan mendapatkan kedudukan tinggi dari pemerintah Jepang. Inilah mungkin sebabnya, sekeluar saya dari tawanan, saya selalu dielu-elukan di manamana hampir setiap pertemuan atau resepsi dari orang-orang “besar” saya selalu diundang.

Orang berusaha mendekati saya dan berusaha untuk saya jadikan teman seperjuangan. Orang-orang yang belum pernah saya kenal sebelum ini pada bermunculan mengenalkan diri. Saya sendiri yang sudah kenyang bergaul dengan orang bermacammacam menghadapi sikap yang sekonyong-konyong “baik” ini, dengan kewaspadaan.

Bukannya saya benci kepada mereka. Tetapi tanda tanya timbul di sanubari saya, dengan maksud apakah mereka ini menyanjung saya? Apakah karena mereka mengira, bahwa saya akan menjadi orang besar? Dan sesudah itu akan nunut? Dan bagaimana orang-orang ini sikapnya kepada saya nanti, andaikata saya tidak menjadi orang besar, akan tetapi dimusuhi oleh pemerintah Jepang? Masih maukah mereka mendekati saya? Tetapi saya bersikap “wait and see”.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI