Tampilkan di aplikasi

Jalan pengasingan sang pangeran

Majalah Intisari - Edisi 727
31 Maret 2023

Majalah Intisari - Edisi 727

Setelah bertempur mempertahankan Jawa selama lima tahun perang yang ganas, Diponegoro akhirnya dijebak dalam pengkhianatan dan diasingkan pada Maret 1830. Bagaimana kisah perjalanannya selama ke pengasingan? / Foto : WIKIPEDIA

Intisari
Menangkap pemimpin Perang Jawa, Pangeran Diponegoro, bagi Belanda bukanlah hal mudah sama sekali. Berbagai siasat militer telah Belanda gunakan. Namun, tetap saja ragam strategi itu tak bisa menaklukkan Diponegoro.

Sejarawan yang menekuni riwayat Diponegoro, Peter Carey mengungkapkan, Perang Jawa (1825—1830) bukanlah pertempuran gaya Eropa, yang penuh strategi kepungan dan taktik jitu. Apalagi pertempuran ala Napoleonik yang mengandalkan barisan-barisan.

“Perang ini lebih tampak seperti perang gerilya yang sarat dengan sergapan, gerak-cepat, dan serbuan yang tak terduga untuk mengejutkan pasukan lawan,” tulisnya dalam Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Tatanan Lama di Jawa 1785–1855 Jilid 2.

Hingga menginjak pada tahun ketiga, 1827, Hendrik Merkus baron De Kock, Panglima Tentara Kerajaan Hindia Belanda, baru mendapat strategi jitu. Ia menggabungkan teknikteknik politik dan militer untuk menjinakkan sang Pangeran.

Selain lobi-lobi politik ke kesultanan, Surakarta maupun Yogyakarta demi mendapat sokongan para elite, Panglima itu bertekad untuk mengurung sisa-sisa serdadu Diponegoro di pegunungan sempit di antara Sungai Progo dan Bogowonto. Ia berharap mereka dapat lekas dikalahkan.

Saleh As’ad Djamhari, sejarawan yang secara khusus menulis metode pengepungan serdadu Diponegoro oleh Belanda dalam Strategi Menjinakkan Diponegoro, menyebut sebagai killing area, hal yang lumrah didengar pada masa militer modern. Selain itu, De Kock juga berkukuh untuk menawan Diponegoro dan pemimpin perlawanan lainnya. “Jika perlu dengan tawaran hadiah bagi yang dapat menyerahkan mereka,” tulis Carey.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI