Tampilkan di aplikasi

Menyigi Kalang, ahli kayu di Jawa yang tertelan zaman

Majalah Intisari - Edisi 729
30 Mei 2023

Majalah Intisari - Edisi 729

Fasad rumah Kalang, kini menjadi Kotagede Intro Living Museum. / Foto : A.S. RIMBAWANA

Intisari
Di Kotagede, dikenal terdapat beberapa Omah Kalang. Pada abad lalu, rumah-rumah ini disebut kediaman orang Kalang. Mereka dikenal sebagai pengusaha sukses di Kotagede, hingga akhirnya mampu membangun rumahrumah cantik. Tapi, siapakah mereka?

Omah Kalang, atau Rumah Kalang. Begitu rumah megah di pinggiran Kotagede itu dikenal. Bila masuk, kita akan disambut pendopo berhias kaca patri berwarna zamrud. Elok sekali bila tertimpa cahaya, memendarkan sinar kehijauan.

Pekan kedua Mei 2023, saya dan seorang kawan berkunjung ke rumah itu. Sebagai orang yang tumbuh dan lahir di Kotagede, ternyata kawan saya juga tak banyak tahu-menahu tentang salah satu Rumah Kalang. Sewaktu masih SD, tak jauh dari bangunan yang kami datangi itu, ia mengaku hanya sesekali pernah masuk. Kata dia, rumah itu dulu gelap, beberapa bagian juga rusak. Pantas saja bila dibilang horor.

Rumah berkelir putih-biru ini adalah kediaman Hadi Noerijah, seorang pengusaha emas dan berlian di Tegalgendhu, Kotagede. Ia meninggal pada 1966. Syahdan, bangunan ini dibeli oleh Dinas Kebudayaan DIY pada 2014. Pada pengujung 2021, rumah ini resmi bersulih sebagai Kotagede Intro Living Museum —museum yang merangkum situs-situs bersejarah di Kotagede.

Hadi Noerijah adalah salah satu dari delapan bersaudara anak Prawiro Suwarno. Prawiro dulu pernah dikenal sebagai seorang berjuluk Raja Gadai. Sebab, pada 1930-an ia memiliki lebih dari tiga rumah gadai, di Delanggu, Banyudono, dan Klaten. Prawiro adalah seorang keturunan Kalang, orang-orang Jawa yang dikenal piawai dalam hal bangunan.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI