Tampilkan di aplikasi

Willem Iskander tokoh pendidikan yang perlahan terlupakan

Majalah Intisari - Edisi 731
31 Juli 2023

Majalah Intisari - Edisi 731

Arsip pertemuan acara panitia peringatan pujangga dan perintis pendidikan Willem Iskandar dengan Wakil Presiden, Adam Haji Malik di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia / Foto : PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Intisari
Zeer ontwikkeld, hoogst ijverig, artinya sangat cerdik, terpelajar dan sangat rajin dan tekun. Begitulah tulisan kekaguman Van den Bosche, Gubernur Pantai Barat Sumatra pada sosok Willem Iskander. Saat ini sangat sedikit orang mengenang tokoh pendidikan yang sesungguhnya ini.

Antara tahun 1929 – 1932, “ Si Rumbuk-rumbuk karya Sati Nasution atau Willem Iskander menjadi Si Bulus-bulus, “ alat pembakar semangat yang dibacakan oleh Buyung Siregar, Mahiddin Nasution, Abdul Kosim Daulae, dan Kamaluddin Nasution di Tapanuli Selatan untuk melawan penjajahan Belanda.

Dalam buku Inspirasi Kebangsaan dari Ruang Kelas karya Sularto, polisi rahasia Belanda (Politieke Inlichtingent Dienst) menyebut mereka sebagai Groep Si Roemboek-Romboek. Sehingga pada tahun 1930-an, pemerintah kolonial Belanda melarang peredaran buku ini karena dianggap membangkitkan rasa kebangsaan.

Siapakah Willem Iskander? Jika kita bertanya tentang sosok ini di masa sekarang, sayangnya tak banyak yang tahu. Namanya seolah tenggelam di antara tokoh-tokoh pahlawan nasional lain, di samping kisah hidupnya yang juga dipenuhi berbagai kontroversi sampai saat ini. Mungkin sebagian kecil orang mengenal namanya hanya sebagai nama jalan di salah satu kawasan di sebuah universitas negeri di Medan.

Akan tetapi Rizali Harris Nasution, pendiri Pusat Informasi dan Dokumentasi Mandailing menegaskan, tak ingin larut dalam kontroversi hidup Willem. Bagi dia, Willem Iskander adalah putra Mandailing yang visioner dan telah berkontribusi pada pendidikan Indonesia.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI