Kisah ini merupakan cukilan dari autobiografi K’tut Tantri yang diterbitkan pertama kali oleh Harper & Brother , Revolt in Paradise, di New York, Amerika Serikat pada 1960. Edisi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Gunung Agung pada 1965, berjudul Revolusi di Nusa Damai. Gramedia Pustaka Utama juga menerbitkan dengan judul sama pada 1982 dan 2006.
Tantri berkisah tentang perjalanannya dari New York hingga ke Hindia Belanda, bermukim di Bali, jatuh cinta dengan ningrat setempat, hidup dalam tawanan Jepang, dan mendukung kemerdekaan Indonesia. Sayang, keterlibatan Tantri dalam gerilya dan perjuangan revolusi Republik Indonesia tampaknya kini nyaris dilupakan oleh bangsa Indonesia.
Nama sejati perempuan itu Muriel Stuart Walker, warga negara Amerika Serikat kelahiran Inggris. Dia berada di Indonesia selama lima belas tahun, 1932- 1947. Awalnya dia tinggal di Bali, diangkat sebagai anak oleh Raja yang memberinya nama khas Bali. Seorang penerbang Sekutu tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Mojokerto, Jawa Timur. Penerbang itu keadaannya parah, di dekat jantungnya telah bersarang pecahan peluru.
Dalam memoarnya, Tantri menyebut “W. Daniells” sebagai nama si penerbang muda asal Inggris yang malang itu. Selain penerbang, ada juga seorang serdadu Australia juga menjadi tawanan Republik. Letnan Bruce Anderson, namanya.
Tantri menjumpai mereka atas perintah Amir Sjarifoeddin, Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Tugasnya, menyelidiki keadaan para tawanan itu. Demi keselamatan kedua tawanan itu, Amir meminta Tantri untuk membawanya menuju ke Ibu Kota Republik, saat itu di Yogyakarta.
