Tampilkan di aplikasi

Ketika pesta olahraga se-Asia mengubah wajah Jakarta

Majalah Intisari - Edisi 732
1 September 2023

Majalah Intisari - Edisi 732

Asian Games IV (AG IV) dan pembangunan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) adalah dua peristiwa yang saling terkait erat. Keberadaan GBK dipicu rencana penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia ke-IV pada 1962. Sebaliknya, suksesnya penyelenggaraan AG IV, melambungkan nama stadion utama GBK sebagai stadion termegah di dunia saat itu.

Intisari
Awal kisah keberadaan Kompleks GBK tak lepas dari upaya tim delegasi Indonesia yang melobi Asian Games Federation (AGF) agar mau menerima Indonesia sebagai salah satu calon penyelenggara AG IV. Kala itu tim yang terdiri atas Sri Paku Alam VIII, H.E.R. Maladi, dan Abdul Halim, berada di Tokyo, di tengah perhelatan Asian Games III yang digelar pada Mei 1958.

Tak salah jika ada sebagian orang yang menilai tim delegasi Indonesia sangat nekat. Indonesia melamar menjadi tuan rumah AG IV dengan hanya bermodalkan sebuah buku yang memuat fotofoto berbagai sarana dan prasana olahraga peninggalan pemerintah kolonial. Ada Stadion Ikada, kolam renang Manggarai, serta beberapa lapangan olahraga lain yang bisa dipastikan jauh dari kelayakan.

Dengan segala keterbatasan, proposal beserta dokumen itu akhirnya diserahkan juga oleh Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia, W.J. Latumeten, kepada Sekretaris AGF. Penyerahan itu waktunya begitu mepet, tinggal dua hari jelang pengambilan keputusan soal tuan rumah AG IV.

Delegasi Indonesia sadar betul, banyak negara yang meragukan kemampuan Indonesia. Bukan cuma fasilitas olahraganya yang kurang layak, sarana akomodasi dan transportasi di Jakarta juga sangat minim. Kala itu Jakarta yang notabene ibukota negara, masih mirip sebuah kampung besar yang tidak tertata.

Apalagi jika menengok kemegahan Tokyo dalam penyelenggaraan AG III. Negeri yang belum lama porak poranda akibat kalah Perang Dunia II itu bahkan bisa membangun dua stadion khusus untuk AG yakni Nation Stadium di Shinjuku dan Tokyo Metropolitan Gymnasium di Shibuya.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI