Jika pada hari ini, kawasan bisnis paling penting di Jakarta berada di rentang antara Bundaran Hotel Indonesia di Jl. MH Thamrin hingga sekitar kawasan SCBD di Jl. Jenderal Sudirman, maka kira-kira seabad lalu, lokasi serupa ada di arah utara kota sekitar 6 kilometer jauhnya.
Persisnya di sekitaran ruas jalan yang sekarang lebih dikenal sebagai Jalan Lapangan Stasiun, Jakarta Barat. Titik kenalnya adalah kawasan Stasiun Jakarta Kota dan di sekitarnya. Lokasi ini menjadi kawasan yang prestisius karena terdapat kantor dari bank-bank terkemuka kala itu.
Ada Javasche Bank (kelak menjadi Bank Indonesia), NederlandschIndische Escompto-Maatschappij (kelak menjadi Bank Dagang Negara), Nederlandsche HandelMaatschappij (kelak menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia) dan Nederlandsch-Indische Handelsbank (kelak menjadi Bank Bumi Daya). Bank-bank papan atas inilah yang berperan besar dalam perputaran roda perekonomian Hindia Belanda saat itu.
Salah satu gedung di kawasan itu yang hingga kini masih terpelihara baik punya satu penanda berupa tulisan Nederlandsche HandelMaatschappij pada fasadnya. Gedung empat lantai yang juga dikenal dengan sebutan De Factorij Batavia, saat ini difungsikan sebagai Museum Mandiri, sebuah museum yang menyuguhkan sekilas perjalanan sejarah ekonomi dan perbankan di masa lalu.
Megah. Inilah kesan pertama yang muncul saat menjejakkan kaki di gedung seluas 21.509 m2 dan menempati lahan sekitar 1,5 kali lapangan sepakbola. Terasa sekali bangunan ini dirancang matang sebagai kantor bank yang siap melayani ratusan nasabah setiap hari. Dari pintu masuk saja, kita sudah akan melihat bentangan meja pelayanan sepanjang 122 meter dengan area kerja untuk puluhan pegawai di front office.
