Tampilkan di aplikasi

Masa awal perang kolonial berkobar

Majalah Intisari - Edisi 734
31 Oktober 2023

Majalah Intisari - Edisi 734

Sejak Portugis tiba di Nusantara pada abad ke-16, telah terjadi ratusan perang kolonial. Bagaimana permulaan bangsa Eropa menjadikan Nusantara sebagai arena peperangan? / Foto : CORNELIS VERBEECK/WIKIPEDIA

Intisari
Saat para pedagang Eropa masih sibuk mencari-cari rute pelayaran paling efektif menuju Kepulauan Rempah di Nusantara pada paro akhir abad ke-15, orang-orang Asia lebih dulu menjalin hubungan dengan para pedagang India, Tiongkok, dan Arab.

Eropa saat itu bukanlah poros dunia seperti terjadi pada abadabad selanjutnya. Sebab menurut sejarawan Merle Calvin Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern: 1200–2004, kekuatan yang tengah bersinar saat itu (hingga abad ke- 15) adalah Islam, dan bukan Eropa setidaknya belum.

Namun usai ekspedisi Christopher Columbus pada 1493 mencapai daratan Amerika, arus global tampak berbeda. Atas nama Kerajaan Spanyol, mereka hendak memperjelas cakupan pelayaran mendatang: siapa, akan memeroleh apa.

Usai peristiwa itu, Paus Alexander VI (bertakhta pada 1692–1503), – hakim yang berhak memutuskan segala hal-ihwal membagi dunia di luar Eropa menjadi dua: satu bagian untuk Spanyol, yang lainnya untuk Portugis. Sri Paus menarik batas di barat Azores dan Kepulauan Cape Verdian –kepulauan lepas pantai Portugis.

Perburuan yang dipandu oleh imaji rempah-rempah yang sohor ini membuat Kerajaan Portugis dan Spanyol mengkaplingkapling dunia bagai halaman rumah sendiri. Wilayah di timur garis imaji ini Afrika, Asia, dan sebagian Brazil diberikan kepada Portugis. Sementara, semua sisi barat diberikan pada Spanyol. Garis ini digeser sedikit oleh Portugis, sehingga kelak wilayah Brazil lebih banyak dikuasai Portugis.

Kekatolikan memang menganggap seluruh muka Bumi adalah orbis christianus. Artinya, misi penjelajahan dunia adalah misi universal untuk menyebarluaskan Katolik, selain tentu saja demi mencari keuntungan ekonomi.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI