Tampilkan di aplikasi

Para pemburu Amerika di palagan udara Hindia Belanda

Majalah Intisari - Edisi 734
31 Oktober 2023

Majalah Intisari - Edisi 734

Pertempuran udara di atas Hindia Belanda merupakan salah satu kisah heroik yang terlupakan dalam sejarah Perang Dunia II. Di antara para pilot Sekutu yang berhadapan dengan mesin perang udara Jepang yang canggih dan mematikan adalah sekumpulan penerbang Amerika yang masih hijau. Kalah dalam jumlah dan pengalaman, mereka bertempur secara gagah berani dengan apa pun yang mereka miliki. / Foto : TORINOGT/ALPHACODER

Intisari
Pada 8 Desember 1941, tidak lama setelah Jepang membom pangkalan Armada Pasifik Amerika di Pearl Harbor, Gubernur Jenderal Jhr. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer memaklumkan perang terhadap Jepang sebagai bentuk solidaritas terhadap kepentingan Sekutu.

Sikap permusuhan Belanda itu sendiri telah diperhitungkan oleh Jepang, yang memang sengaja mengobarkan Perang Pasifik demi merebut Hindia Belanda, wilayah yang kaya minyak, karet, timah dan sumber daya alam lainnya yang diperlukan Negeri Matahari Terbit tersebut bagi ambisi imperialisnya.

Dalam upayanya untuk merebut Hindia Belanda, Jepang telah membuat sebuah strategi penyerangan bercabang tiga. Di sebelah timur, mereka berencana bergerak memasuki kepulauan Maluku dan Timor, dengan begitu dapat memutuskan jalur komunikasi dan bala bantuan dari Australia.

Di tengah, Kalimantan dan Sulawesi akan direbut, sementara di ujung barat kepulauan Hindia, Sumatra akan diserang apabila kejatuhan Singapura telah dipastikan. Akhirnya, apabila seluruh sasaran ini telah diraih, seluruh pasukan akan dikerahkan untuk merebut Jawa, pusat pemerintah kolonial Belanda sekaligus markas besar komando militer Sekutu di Asia Tenggara.

Faktor dominan dalam blitzkrieg yang dilancarkan Jepang adalah kekuatan udara. Metodenya sangat sederhana tetapi benar-benar efektif. Setelah menancapkan diri di basis yang diincarnya, Jepang mengirimkan pesawat-pesawat terbang mereka ke sasaran berikutnya hingga perlawanan udara Sekutu di sana, jika ada, ditaklukkan dan pertahanan pantainya dilemahkan.

Kapal-kapal perang Jepang kemudian mendaratkan pasukan. Karena pulau-pulau di luar Jawa dan Sumatra tidak banyak memiliki jalan besar, mereka hanya perlu menduduki titik-titik pantai tertentu guna menguasai wilayah yang lebih luas.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI