Ternyata merpati pos pun ikut pemilu. Kalau Anda tidak percaya, tanya saja ke Kantor Polisi Glodok, Jakarta. Persatuan Olahraga Merpati pos Langlang Buana di Jakarta pernah diminta menyumbangkan 50 merpati untuk keperluan pemilu pada tahun 1982.
Burung-burung itu dipelihara di Kantor Polisi Glodok, lalu dibawa ke daerah terpencil di Pulau Jawa. Setelah penghitungan suara di pelosok-pelosok itu selesai dilakukan, beritanya dikirimkan dengan bantuan merpati pos. Ternyata berita yang diterima lebih cepat daripada yang dikirimkan melalui kendaraan bermotor.
Demikian cerita Haliman Linggodigdo (71), Sekretaris Persatuan Olahraga Merpati pos Seluruh Indonesia Cabang Jakarta, Lalang Buana. Sejak zaman dahulu merpati pos memang dimanfaatkan untuk mengirimkan berita dan pesan. Mungkin malah jauh lebih banyak daripada sekarang, karena belum ada Satelit Palapa segala. Banyak kisah heroik pernah dialami oleh merpati pos, misalnya saja menyelamatkan ribuan pasukan dari serbuan musuh.
Lain Cina lain Indonesia. “Ketika umur saya baru tujuh tahun, ibu saya memberi saya uang, untuk membeli merpati biasa di pasar dengan ditemani seorang pembantu,” cerita Haliman yang berasal dari Kebumen. Lima tahun kemudian setelah merpatinya berkembang biak, kandangnya kedatangan tamu yang tidak diundang, seekor merpati yang kakinya memakai cincin.
“Saya pikir, kok burung ini lain dari yang lain?” kata Haliman. Namun, ia membiarkan saja tamu itu untuk menetap di kandangnya, sampai beberapa tahun lamanya dan menghasilkan banyak keturunan. Ketika ia berada di Shanghai selama beberapa waktu, ia berkenalan dengan penggemarpenggemar merpati pos di sana.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.