Tampilkan di aplikasi

Riwayat kebon dalem, dari istana menjadi tiada

Majalah Intisari - Edisi 737
31 Januari 2024

Majalah Intisari - Edisi 737

Bangunan Kebon Dalem tempo dulu.

Intisari
Kendati dilahirkan di Tiongkok, Mayor Be Ing Tjoe (18031857) kerap mengundang kesenian Jawa untuk pentas di rumah Kebon Dalem.

Rumah yang memiliki aspek gaya bangunan Jawa itu berada di tepian Kali Semarang yang membelah Pecinan. Bagaimana takdir rumah dan para penghuninya?

Cerita tentang Kebon Dalem tak mungkin lepas dari nama Be Ing Tjioe, seorang pemuda yang merantau mengadu nasib sampai ke Jawa. Menurut riwayat, setelah Be Ing Tjioe mendarat di Semarang, ia bekerja untuk keluarga Tjoa.

Melihat Be Ing Tjioe bekerja dengan baik dan ulet, ia akhirnya dinikahkan dengan putri juragannya yaitu Tjoa Tjoe Nio.

Dari pernikahan itu lahirlah tiga putra; Be Biauw Tjoan (1826 1904), Be Ik Sam(18381891), dan Be Soe Ie (18331888) Dari buku Riwayat Semarang terbitan Java Ien Boe Kongsi diceritakan bahwa pembangunan rumah Kebon Dalem dimulai pada 7 Januari 1839, ketika Be Ing Tjioe diangkat sebagai kapitan di Bagelen. Beberapa bulan kemudian ia membeli juga beberapa petak rumah di Gang Pinggir untuk didirikan sebuah gedong, menyusul tak lama kemudian sebidang tanah di bagian belakangnya juga ikut dibayari.

Tukangtukang lalu didatangkan untuk membangun Kebon Dalem. Karena jumlah tukang yang banyak, sehingga setelah selesai pembangunan, mereka akhirnya ikut menetap di areal kebun kentang di belakang Kebon Dalem. Kini kawasan itu menjadi perkampungan bernama Kentangan.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI