Tampilkan di aplikasi

Mbah Santosa: Bertahan dengan wayang klithik dan wayang thengul

Majalah Intisari - Edisi 739
1 April 2024

Majalah Intisari - Edisi 739

Lakon cerita-cerita Panji sempat hidup dan mewarnai kehidupan masyarakat di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo, Bojonegoro. Istimewanya, para dalang bukan hanya membawakan karakter dari tokoh-tokoh Panji di panggung pertunjukan. Mereka sekaligus menjadi perajin dari wayang-wayang yang digunakan saat pertunjukan.

Intisari
Jari-jemari sepuh itu begitu atul alus fi gur-fi gur wayang klithik dan wayang thengul. Setiap gerakan jari dihayati dalam mengukir oleh rasa untuk menghasilkan karakter dari wayang-wayang yang dihasilkannya.

“Saumur-umur kula ngraosaken kados pundi gandar tuwin sipat ringgit ingkang kula damel, sedaya cepengan kula (sepanjang hidup saya sudah merasakan bagaimana membuat pencerminan bentuk dan sifat penjiwaan wayang),” tutur pria yang tampak masih cukup sehat di usia senja.

Itulah pernyataan bijak seorang dalang sekaligus perajin wayang klithik dan wayang thengul yang sudah menjalani profesinya tak kurang dari 70 tahun. Sosok itu akrab dipanggil Ki Santosa atau Mbah Santosa. Di usianya yang sudah 80 tahunan, Mbah Santosa adalah satu-satunya dalang sekaligus pengukir wayang klitihik dan wayang thengul yang masih bertahan di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur.

Wayang klithik adalah bentuk pertunjukan wayang yang menyajikan cerita-cerita Panji. Figur wayang ini cirinya terbuat dari bilah papan yang diukir dan diwarnai untuk menggambarkan karakternya. Sementara wayang thengul merupakan pertunjukan wayang yang menampilkan pertunjukan boneka-boneka golek. Juga untuk menyajikan ceritaCerita Panji serta cerita Menak.

Sejak 1953, Mbah Santosa mulai menekuni profesinya dengan menggelar pertunjukan wayang klithik dan wayang thengul dengan lakon-lakon Panji, terutama di kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo. Ia biasa tampil dalam berbagai keriaan seperti ritual ruwatan, hajat perkawinan, khitan maupun perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI.
Majalah Intisari di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

INTERAKTIF
Selengkapnya
DARI EDISI INI