Sebuah kisah seorang perempuan bernama Nia.

Dia sangat menaati agama dan keluarga, terutama orang tuanya. Nia juga hanya fokus pada pendidikan dan bagaimana cara membahagiakan keluarganya. Nia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara yang terlahir di keluarga sederhana. Namun, dia tidak manja atau dimanjakan.

Nia adalah perempuan yang mandiri dan kuat sampai akhirnya dia bertemu seseorang lelaki yang kemudian mengkhianatinya. Iya, dia dikhianati di saatsaat yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka berdua pada 11 April.

Lelaki itu berkata, “Maaf Nia aku sudah menikah dengan orang lain,” Nia ditinggalkan sahabatnya hanya karena kecemburuan sosial dalam pertemanan. Sampai akhirnya Nia takut untuk mengenal kembali cinta dan pertemanan sejati.

Semoga tulisan sederhana ini bisa bermanfaat dan bisa diambil pelajaran apa yang menjadi kemanfaatan untuk kehidupan ke depannya. Bisa menjadikan kalian wanita yang lebih mencintai diri sendiri. Bisa menjadi lelaki yang menjunjung tinggi ketulusan hati. Bisa menjadi seseorang yang disayangi orang lain tanpa pamrih.

Saya berharap setiap kata yang saya tulis di sini bisa menjadi amal baik saya jika saya sudah tidak ada nanti. Maafkan jika masih banyak kekeliruan dalam buku ini. Karena selama kita masih ada di dunia tidak akan luput dari kesalahan dan tidak ada kata selesai dalam belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Selamat membaca… Semoga menginspirasi!

Salam sayang.

Cover Depan
Cover Dalam
Identitas Buku
Prakata Penulis
Sinopsis
Daftar Isi
Tanpa Kata
14 Agustus 2014
Perkenalan
Dag.. Dig... Dug!
Lagi dan Lagi
Dan Akhirnya
Pertanyaan Hati
Mengejar Waktu
Tiba Saatnya...
Semangat Nia
Semoga
Tersenyum Diam
Tentang Kita
Mengapa??
Dilema
Tenang Nia
Semoga
Kenapa?? Bagaimana??
Aku Sakit
Terima Kasih
11 April
Profil Penulis
Cover Belakang

Di malam yang hening ini. Aku teringat ada seseorang yang kulihat dalam mimpiku. Seseorang yang tak pernah ada di pikiranku sebelumnya.

Seseorang yang tak kukenal siapa dirinya sebelumnya. Namun, hatiku begitu jatuh cinta padanya.

Sebuah rasa yang tak pernah kurasakan sebelumnya.

Sebuah rasa yang selalu utuh walaupun angin selalu menerjang. Sebuah rasa yang selalu membuat aku ingin dekat dengannya.

Sampai akhirnya 11 April itu tiba.

Aku…

14 Agustus 2014

Akhirnya masa putih abu-abu telah kuselesaikan. Selama tiga tahun berjuang jauh dari orang tua hingga semuanya terbiasa sendiri dan bisa menyelesaikan apa pun itu secara mandiri.

Umur 18 tahun, di mana aku masih terus mencari jati diriku sendiri, tapi kuyakin pasti bisa melewati ke depannya secara sendiri.

Tak tersadar setelah dua jam aku merasakan itu semua aku tertidur pulas.

Kring.. kringg “Huwaaaa... Udah pagi ya,” kataku.

Aku sehentak kaget dan duduk melihat handphone di samping bantalku. Wah ternyata sudah jam 05.00 WIB. Segera ku ke kamar mandi dan bersiapsiap untuk shalat subuh. Dan terdengar suara dari bilik pintu.

“Nia... kamu udah bangun belum?” kata Umi