Asupan gizi yang baik dibutuhkan semua orang, termasuk siswa sekolah agar mampu menerima materi pembelajaran yang diberikan dengan baik pula. Menyadari pentingnya nutrisi pada anak, Pemerintah sejak 1997 memulai Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS). Program itu dimaksudkan sekaligus menjawab persoalan tubuh pendek atau stunting yang masih membayangi anak-anak Indonesia.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang panjang. Selain menyerang fisik, penyakit ini juga menyerang otak anak yang memungkinkan perkembangan intelektualnya jadi terhambat. Upaya peningkatan kualitas gizi dan kesehatan siswa ini dilanjutkan dengan program yang lebih komprehensif, berupa Program Gizi Anak Sekolah (Progas) yang diluncurkan pertama kali pada 2016 hingga saat ini.
Program ini menggabungkan pemberian sarapan sehat serta pendidikan gizi dan karakter agar sarapan sehat menjadi suatu kebiasaan bagi siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan siswa sehat berprestasi sebagai generasi penerus bangsa. Program meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik melalui pemberian pendidikan gizi diulas dalam Rubrik Fokus terbitan kali ini.
Tersedia pula artikel beragam lainnya terkait dengan program peningkatan kesehatan anak yang ternyata berrpengaruh baik pula pada penyerapan materi pembelajaran di sekolah. Selain memfokuskan pada perbaikan gizi melawan stunting, Majalah JENDELA edisi ini juga menyuguhkan artikel menarik lain.
Dalam rubrik Kebudayaan, kami ketengahkan artikel mengenai program Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengadakan World Heritage Camp Indonesia (WHCI). WHCI merupakan program pendidikan yang terkait dengan warisan dunia, khususnya warisan budaya dunia Indonesia kepada generasi muda. Program ini terinspirasi dari The UNESCO Wolrd Heritage Education Programme yang diinisiasi oleh UNESCO tahun 1994.
WHCI 2017 mengangkat tema besar “Warisan Industri Membentuk Kota”. Tahun ini merupakan tahun kedua pelaksanaan WHCI yang melibatkan generasi muda khususnya pelajar dari berbagai wilayah Indonesia. Pelajar tidak hanya akan mengenal dan memahami tetapi juga dapat terlibat aktif dalam pelestarian serta mengkampanyekan nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya dunia Indonesia kepada masyarakat. Nilai-nilai itu yang akan menciptakan keberagaman budaya dan perdamaian dunia.