Tampilkan di aplikasi

Willem Iskander, pelopor pendidikan guru

Majalah Jendela - Edisi 24/ Mei 2018
21 Mei 2018

Majalah Jendela - Edisi 24/ Mei 2018

Dalam masa penjajahan setelah Mandailing dikuasai Belanda pada 1833, perubahan masyarakat yang semula berdaulat di bawah raja menjadi rakyat jajahan dengan pengerukan kekayaan alam dan tradisi perbudakan.

Jendela
Dalam masa penjajahan setelah Mandailing dikuasai Belanda pada 1833, perubahan masyarakat yang semula berdaulat di bawah raja menjadi rakyat jajahan dengan pengerukan kekayaan alam dan tradisi perbudakan. Kondisi keterjajahan itu tak menyurutkan langkah Willem Iskander untuk menginspirasi ide kebebasan sebagai embrio kemerdekaan rakyat Mandailing dari penjajahan tersebut.

Kejelian Wi llem Iskander melihat kondisi saat itu untuk keluar dari keterjajahan adalah dengan mencerdaskan kehidupan rakyat Mandailing. Pemilik nama lahir Sati Nasution ini mempelopori gagasan itu dengan mengkaderisasi caloncalon guru lewat sekolah guru Kweekschool Tanobato yang dia dirikan pada Oktober 1862.

Willem Iskander giat masuk keluar rumah warga untuk membujuk dan mengajak anakanak gadis Mandailing masuk ke sekolahnya. Hal ini memang menerobos kebiasaan pada masa itu, umumnya anak gadis hanya akan menjadi istri dan tukang masak bagi suami serta anak-anaknya.

Kweekschool Tanobato yang didirikan oleh Willem Iskander ada sekolah guru yang ketiga setelah Kweekschool di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1851 dan Kweekschool Fort de Kock di Bukittinggi, Sumatra Barat, tahun 1856. Kedua sekolah guru itu didirikan Belanda untuk anak-anak bangsawan sehingga disebut Sekolah Raja dan hampir semua lulusannya menjadi pegawai Belanda saat itu.
Majalah Jendela di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI