Sastra tradisional, dalam hal ini cerita rakyat, terdapat di semua suku di Indonesia. Isinya berupa gambaran masyarakat pemiliknya, yang tidak hanya mengungkapkan hal-hal yang bersifat permukaan, tetapi juga sedi-sendi kehidupan secara lebih mendalam.
Kehadirannya sering merupakan jawaban dari teka-teki alam yang terdapat di seputar kita. Sayangnya, penutur cerita itu sudah langka sehingga penginventarisasian cerita rakyat perlu diupayakan demikian rupa agar dapat kita nikmati tuah yang tertuang di dalamnya.
Pada umumnya, cerita itu diperoleh para penutur cerita, misalnya, pada waktu (a) pelaksanaan perhelatan; (b) percakapan sehari-hari; (c) sedang bekerja atau dalam perjalanan; dan (d) seseorang ingin mengetahui asal-usul sesuatu.
Cerita rakyat, selain merupakan hiburan, juga merupakan sarana untuk mengetahui (a) asal-usul nenek moyang, (b) jasa atau teladan kehidupan para pendahulu kita, (c) hubungan kekerabatan (silsilah), (d) asal mula tempat, (e) adat istiadat, dan (f) sejarah benda pusaka.
Cerita rakyat juga bisa berperan sebagai penghubung kebudayaan masa silam dengan kebudayaan yang akan datang. Dalam arti luas, sastra lisan dapat pula berperan sebagai sarana untuk menanamkan benih-benih kesadaran tentang keagungan budaya yang menjadi penunjang kehidupan suatu bangsa.
Majalah Jendela di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.