Tampilkan di aplikasi

New Renailt Koleos 2016

Majalah JIP - Edisi 178
8 Maret 2017

Majalah JIP - Edisi 178

Tanpa mempertimbangkan impresi menyetirnya pun, kombinasi harga, desain, fi tur dan ruang penumpang yang tersedia membuat Koleos sangat pantas dipertimbangkan. / Foto : Renault

JIP
Tidak lagi pasar SUV di bawah Rp 500 juta hanya disesaki pemain Jepang saja. Selain dominasi oleh pemain seperti Honda CR-V, Nissan X-Trail dan Mazda CX-5, kini kontender dari Perancis pun mulai kembali mengibarkan benderanya di Indonesia.

Say hello to Renault Koleos.

Generasi pertamanya mungkin tak memiliki amunisi yang cukup untuk memancing lirikan, namun generasi kedua yang dibawa PT Auto Euro Indonesia di Desember 2016 lalu jelas pantas diperhitungkan.

Apa alasannya? hasil aliansi Renault-Nissan, Koleos jadi SUV Renault pertama yang mengikuti bahasa desain modern ala Talisman. Hal-hal kuncian seperti DRL C-Shape raksasa di depan dijamin selalu menarik perhatian di kala gelap, pun juga dengan lampu belakang yang memanjang.

Sedangkan meski desain interior tidak semencolok di luar, ambient lighting lengkap dengan 5 warna berbeda membuat kesan ala night club dan upmarket di dalam.

Kakak dari Duster ini mengusung mesin yang sama dengan X-Trail. Mesinnya berkapasitas 2.488 cc 4-silinder yang membuat torsi awal sangat kuat. Kami sempat mengkhawatirkan penggunaan CVT akan mengganggu tarikan awal, tapi ternyata hal tersebut sama sekali tidak benar.

Injak pedal gas dari diam mudah saja membuat mobil berbobot kotor 2.101 kg ini melesat. Bahkan kickdown dari diam kadang membuat ban depan spin sesaat, menunjukkan kuatnya torsi di awal.

CVT-nya juga cukup responsif, terlihat tidak perlu catch-up dengan JIP 178 mesin ketika ingin melaju dari kecepatan menengah ke tinggi.

Hal ini pun membuat kelebihan utamanya, yaitu melaju di awal maupun saat berakselerasi terasa halus dan nyaman untuk di perkotaan. Bila penggunaan transmisi tanpa rasio ini dimaksudkan untuk konsumsi yang baik, Renault jelas berhasil. Angka ketika berjalan konstan 100 km/jam hampir menyentuh 20 km/liter.

Namun badannya yang lebih besar menunjukkan mengapa waktu 0-100 km/jam yang diperoleh 0,4 detik lebih lambat dari X-Trail 2.5, meski tetap cepat karena ada di bawah 10 detik.
Majalah JIP di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI