Tampilkan di aplikasi

Tubular Costum, kolaborasi dua negara

Majalah JIP - Edisi 185
8 September 2017

Majalah JIP - Edisi 185

Tubular racikan Amerika yang dibangun di Kalimantan. Hasilnya? Mampu menjadi yang tercepat di kelas FFA 6 silinder.

JIP
Melihat persaingan di kelas FFA ajang speed off-road kini terasa lebih manis. Daya tarik terbesarnya tak lantaran mulai banyak bertebaran peserta yang mengandalkan sasis tubular atau full pipa, dengan mesin bertenaga monster. Salah satu yang bersaing ketat adalah Bimo Pradikto, pemilik jip tubular dari tim Banteng Motorsport ini. Bedanya dengan peserta lain yang mengambil basic kendaraannya dari merek seperti Jeep Cherokee atau Mitsubishi Strada Triton, jip kepunyaan Bimo ini benar-benar full tubular.

Dari awal, kendaraan ini memang dibuat khusus untuk berlaga di ajang speed off-road. “Filosofi awalnya ingin bangun mobil seperti cewek manis yang susah dikejar. Nah, mobil ini pun begitu, susah dikejar di trek,” kekeh pria kelahiran Jakarta, 28 tahun lalu ini. Tak ingin tanggung-tanggung, fabrikasi hingga tuning mesin dikerjak an oleh tim dari workshop COD (Custom Off-road Design) yang bermarkas di California, Amerika.

“Butuh waktu setahun untuk bangun sampai jadi. Sempat deg-degan juga karena dulu 2 minggu jelang mau balap, mobil belum jadi juga,” kenang Bimo. Namun hasilnya memang tak mengecewakan, lantaran Bimo Pradikto berhasil menjadi yang tercepat di kelas FFA 6 silinder.

Andalkan besi seamless, hasil racikan tim COD yang dikomandoi oleh Chadd Mittag ini memakai struktur rangka dengan mesin di tengah atau mid engine. COD sendiri sudah dikenal di ajang balap off-road Amerika, dengan sponsor utamanya Jhonlin Racing Team. Sedikit beda dengan konstestan speed offroad lain yang pakai mesin V8, Bimo lebih kalem karena cukup pakai mesin 6 silinder segaris keluaran Toyota, seri 2JZ-GTE. Tentu tak dibiarkan standar.
Majalah JIP di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI