Tampilkan di aplikasi

Kejurnas Speed Off-Road Ixor Putaran 2, Banten, pandai kenali kondisi trek

Majalah JIP - Edisi 198
3 Oktober 2018

Majalah JIP - Edisi 198

Ketika sirkuit berlumpur dan pemilihan ban yang menjadi tricky.

JIP
Kejurnas Speed Off-road IXOR putaran 2 tetap mampu memberikan tantangan dan cerita seru bagi pembalap dan tim. Salah satunya ketika berkompetisi di kelas G.2 (4 silinder 1000 cc standar dan modifikasi) memang harus siap tampil lebih awal karena selalu memulai kompetisi di pagi hari. Dari kondisi debu yang masih banyak di permukaan sirkuit, sampai suhu yang masih terbilang rendah harus dihadapi off-roader yang kebanyakan membesut Suzuki Jimny.

Apalagi kalau turun hujan di malam sebelumnya, off-roader kebagian ‘meratakan sirkuit’ karena sirkuit cenderung berlumpur dan ban M/T menjadi pilihan utama. Seperti yang terjadi di ronde kedua Kejurnas Speed Off-road Indonesia Xtreme Off-road (IXOR) (1-2/9) di sirkuit Tembong Jaya, Serang, Banten lalu.

“Malam harinya hujan deras, langsung siapkan ban GT Radial Savero M/T yang masih baru, terus suhu bannya saya kurangi jadi 18 psi. Ini sih supaya ban jadi lebih grip aja,” ujar Yayat Sunaryat dari tim Equator.

Lalu saat siang hari, di suhu trek yang makin tinggi dan permukaan sirkuit sudah mengeras, peran ban A/T lebih menonjol. “Awalnya tidak banyak yang pakai ban A/T, hanya saya saja karena mereka (off-roader lain) tidak pede´ dengan ban A/T di lintasan tanah. Padahal ban itu bagus kalau suhu trek sudah panas dan keras, jadi kayak balapan di aspal rasanya,” beber Dr. Totong dari tim Cimahi Art Auto Speed (CAAS).

Namun kini ban Achilles Desert Hawk A/T jadi favorit saat balapan di siang hari karena lebih mumpuni dan tekanan ban yang dinaikkan menjadi 20 psi. Lalu u bahan gaya balap pun harus disesuaikan dengan kondisi trek, tak pelak gaya balap di pagi dan siang hari pasti berbeda.
Majalah JIP di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI