Tampilkan di aplikasi

Buku Marja hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Indahnya Bersyukur

Bagaimana Meraihnya?

1 Pembaca
Rp 33.000 15%
Rp 28.050

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 84.150 13%
Rp 24.310 /orang
Rp 72.930

5 Pembaca
Rp 140.250 20%
Rp 22.440 /orang
Rp 112.200

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Kita melihat begitu banyak nikmat Allah yang tidak kita syukuri. Apalagi dalam pengamalannya banyak orang tidak bersyukur kepada Allah. Kita takut Allah akan menimpakan azab-Nya atas kelalaian kita ini. Karena, sudah menjadi sunnatullah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa azab Allah akan menimpa orang-orang yang mengkufuri nikmat-Nya. Juga, dikhawatirkan sikap kita itu menjadi penyebab hilangnya nikmat-nikmat Allah berupa nikmat keimanan, nikmat harta, nikmat rezeki baik sebagian maupun seluruhnya, hilangnya nikmat ke- sehatan dengan datangnya berbagai penyakit, atau azab dalam bentuk penjajahan dari musuh-musuh kita yang bisa menghancurkan segalanya. Padahal, betapa indahnya bersyukur itu.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan
Editor: Zakiyyatul A’immah

Penerbit: Marja
ISBN: 9786026297464
Terbit: Maret 2016 , 160 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Kita melihat begitu banyak nikmat Allah yang tidak kita syukuri. Apalagi dalam pengamalannya banyak orang tidak bersyukur kepada Allah. Kita takut Allah akan menimpakan azab-Nya atas kelalaian kita ini. Karena, sudah menjadi sunnatullah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa azab Allah akan menimpa orang-orang yang mengkufuri nikmat-Nya. Juga, dikhawatirkan sikap kita itu menjadi penyebab hilangnya nikmat-nikmat Allah berupa nikmat keimanan, nikmat harta, nikmat rezeki baik sebagian maupun seluruhnya, hilangnya nikmat ke- sehatan dengan datangnya berbagai penyakit, atau azab dalam bentuk penjajahan dari musuh-musuh kita yang bisa menghancurkan segalanya. Padahal, betapa indahnya bersyukur itu.

Pendahuluan / Prolog

Mukadimah
Segala puji hanyalah milik Allah. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan dari kejelekan amal-amal kita. Barangsiapa memperoleh petunjuk dari Allah, tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa oleh Allah dibiarkan dalam kesesatan, tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, yang memberikan karunia dan petunjuk-Nya kepada kita, yang memberi kita makan dan minum, dan memberi kita berbagai kebaikan.

Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang senantiasa melaksanakan shalat malam hingga kedua kakinya bengkak, lalu beliau berkata, “Tidak bolehkah saya menjadi seorang hamba yang bersyukur?” Semoga Allah memberi kesejahteraan dan keselamatan kepada beliau, keluarganya, dan para sahabatnya yang telah berjihad dan senantiasa bersabar. Mereka memahami betapa berharganya nikmat Allah hingga mereka senantiasa mensyukurinya.

Hadis Nabi yang menerangkan berbagai nikmat Allah yang tidak dapat kita hitung dan tidak mampu kita syukuri sangat penting untuk kita bicarakan. Hal itu dikarenakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita dan negeri kita saat ini begitu banyak macamnya serta tak terhitung jumlahnya.

Terutama nikmat-Nya yang telah diberikan secara merata kepada segenap umat manusia, sedangkan mereka bersikap masa bodoh dan sedikit sekali bersyukur. Betapa sedikitnya di antara mereka yang mau mengingat dan mensyukurinya.

Sebagian orang tidak mengetahui sama sekali hakikat syukur, serta tidak mengetahui rukun-rukunnya (sendisendinya) yang mana tidak akan sempurna syukur tanpanya.

Sebagian lagi mengetahui akan hal ini, hanya saja jumlah mereka sedikit. Allah memberikan beragam kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya yang tidak dapat mereka hitung apalagi mensyukurinya. Kewajiban seorang hamba adalah merenungkan nikmat-nikmat Allah yang telah berikan kepadanya, mensyukurinya, memahami betapa berharganya nikmat tersebut, dan tidak meremehkannya. Sebab, nikmatnikmat tersebut baru disadari nilainya ketika nikmat itu sudah tidak ada lagi.

Seorang Muslim hendaklah selalu mengevaluasi dirinya bagaimana hubungannya dengan Allah. Apakah ia termasuk orang-orang yang bersyukur? Jika demikian halnya, ia harus meningkatkan sikap syukurnya agar Allah menambah karuniaNya lebih banyak lagi. Ataukah ia termasuk orang-orang yang tidak bersyukur? Jika demikian, ia harus segera memperbaiki diri agar Allah tidak menimpakan azab kepadanya.

Orang yang mendapat taufik (karunia) dari Allah adalah orang yang setiap kali Allah memberi nikmat kepadanya, ia semakin meningkatkan ibadahnya, bertambah cintanya, dan semakin tunduk kepada-Nya. Ketika Allah menimpakan musibah, ia ridha kepada ketentuan-Nya. Ketika berbuat dosa, ia segera bertobat kepada-Nya.

Di antara karunia dan rahmat Allah kepada hambahamba-Nya adalah mewajibkan mereka untuk mengerjakan ibadah berupa shalat, puasa, zakat, haji, jihad, berbuat baik kepada kedua orangtua, dan lain sebagainya. Allah mewajibkan semuanya itu sebagai sarana seorang hamba untuk berterimakasih kepada Tuhannya atas semua nikmat yang ia peroleh. Walaupun pada hakikatnya tak seorang pun dapat membalas jasa atas segala karunia Allah yang demikian besar.

Tetapi, siapa saja yang melaksanakan semua ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya maka ia termasuk orang yang bersyukur kepada Allah. Ibadah seseorang adalah bukti kesalihan dan rasa syukur seorang hamba kepada Tuhannya.

Motivasi saya dalam menulis buku ini karena saya melihat begitu banyak nikmat Allah yang tidak kita syukuri.

Apalagi dalam pengamalannya banyak orang tidak bersyukur kepada Allah. Kita takut Allah akan menimpakan azab-Nya atas kelalaian kita ini. Karena, sudah menjadi sunnatullah yang tidak dapat ditawar-tawar lagi bahwa azab Allah akan menimpa orang-orang yang mengkufuri nikmat-Nya. Juga, dikhawatirkan sikap kita itu menjadi penyebab hilangnya nikmat-nikmat Allah berupa nikmat keimanan, nikmat harta, nikmat rezeki, baik sebagian maupun seluruhnya, hilangnya nikmat kesehatan dengan datangnya berbagai penyakit, atau azab dalam bentuk penjajahan dari musuh-musuh kita yang bisa menghancurkan segalanya. Kita memohon keselamatan kepada Allah agar terhindar dari semuanya itu. Allah akan merahmati orang yang senantiasa merenungkan nikmat-nikmatNya, lalu mensyukurinya dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah memaafkan semua kekhilafan kita.

Saya bagi buku ini ke dalam beberapa bab:
Bab I : Syukur dengan Pujian, Perbedaan Antara Keduanya.

Bab II : Hakikat Nikmat dan Penjelasannya.

Bab III : Pentingnya Bersyukur dan Tingkatan-tingkatannya. Saya akan membahas bentukbentuk syukur berdasarkan Al-Quran.

Bab IV : Bagaimana Menjadi Orang yang Bersyukur. Di dalamnya terdapat pembahasan tentang syukur dengan hati, ucapan, dan anggota badan.

Bab V : Mengingat Nikmat-nikmat Allah.

Bab VI : Kurang Bersyukur dan Penyebabnya.

Bab VII : Mengobati Kurang Bersyukur.

Bab VIII : Buah Syukur di Dunia dan Akhirat.

Bab IX : Akibat Kufur Nikmat.

Bab X : Syukur kepada Sesama Di dalam buku ini saya tidak terlalu banyak menyebutkan sumber rujukan. Saya cukup menyebutkan bahwa hadis ini sahih diriwayatkan dalam kitab Bukhari dan Muslim. Jika tidak terdapat dalam kitab Bukhari dan Muslim, berarti dalam kitab Musnad Ahmad. Jika tidak terdapat dalam keduanya, akan saya sebutkan sumbernya.

Saya memohon kepada Allah agar memberikan taufikNya sehingga kita menyadari akan nikmat-nikmat-Nya, mensyukurinya, dan menjadikannya sebagai sarana dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya. Saya memohon kepada Nya agar Dia memberikan karunia-Nya kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat, dan memberi kemaslahatan kepada kaum muslim. Semoga Allah memberi kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi kita Muhammad bin ‘Abdullâh, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.•

Abdullah bin Shalih al-Fauzan

Daftar Isi

Sampul
Daftar isi
Mukadimah
Bab I Perbedaan antara Syukur dan Pujian
Bab II Hakikat Nikmat dan Penjelasannya
Bab III Pentingnya Bersyukur dan Tingkatan-tingkatannya
Bab IV Agar Anda Termasuk Orang yang Bersyukur
     1. Syukur dengan Hati
     2. Syukur dengan Ucapan
     3. Syukur dengan Anggota Badan
Bab V Mengingat Nikmat-nikmat Allah
     1. Nikmat Islam
     2. Nikmat Penciptaan Manusia
     3. Nikmat Akal
     4. Nikmat Kesehatan
     5. Nikmat Rezeki
     6. Nikmat Pakaian
     7. Nikmat Harta
     8. Nikmat Rumah
     9. Nikmat Tidur
     10. Nikmat Keamanan
     11. Nikmat Istri Salihah
     12. Nikmat Anak-cucu
     13. Nikmat Ilmu
     14. Nikmat Syukur
     15. Nikmat Penciptaan Langit dan Bumi
     16. Nikmat Air
     17. Nikmat Ditundukkannya Api
     18. Nikmat Ditundukkannya Matahari, Bulan dan Bintang
     19. Nikmat Malam dan Siang
     20. Nikmat Waktu
     21. Nikmat Ditundukkannya Hewan bagi Manusia
     22. Nikmat Lautan dan Sungai-sungai
     23. Nikmat Gunung
     24. Nikmat Jalan
Bab VI Kurang Bersyukur dan Penyebabnya
Bab VII Menanggulangi Kurang Bersyukur
Bab VIII Buah dari Syukur di Dunia dan di Akhirat
Bab IX Akibat Kufur Nikmat
Bab X Syukur kepada Sesama