Tampilkan di aplikasi

Buku Marja hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Mata Air Bening Ketenangan Jiwa

Pintu Masuk Ketenteraman & Kemuliaan Hidup

1 Pembaca
Rp 40.000 15%
Rp 34.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 102.000 13%
Rp 29.467 /orang
Rp 88.400

5 Pembaca
Rp 170.000 20%
Rp 27.200 /orang
Rp 136.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

"Kecemasan, kekhawatiran, dan kegelisahan adalah penyakit jiwa yang menyerbu kehidupan manusia modern. Hampir tiap hari kita menemukan orang mabuk, stres, atau bahkan bunuh diri.

Pelbagai cara orang mengatasi keadaan tersebut. Tapi alih-alih mendapatkan ketenangan, manusia modern semakin terjepit dengan problem-problem gaya hidup yang ditawarkan oleh banyak pemodal.

Buku ini terbit karena adanya dorongan dari banyak pihak, terutama praktisi kedokteran dan psikolog untuk menuliskan sebuah buku yang memberikan petunjuk meraih ketenangan jiwa sekaligus sebagai upaya pencerdasan emosional dan spiritual atau yang lebih dikenal sebagai emotional & spiritual quotient.

Pembahasan dalam buku ini memadukan sisi akademis-teoritis dan sisi pragmatis dilihat dari perspektif tasawuf, dengan harapan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh lapisan masyarakat"

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Asep Achmad Hidayat
Editor: M. Adib Musta’in El-Hasan

Penerbit: Marja
ISBN: 9786026297402
Terbit: Oktober 2015 , 208 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

"Kecemasan, kekhawatiran, dan kegelisahan adalah penyakit jiwa yang menyerbu kehidupan manusia modern. Hampir tiap hari kita menemukan orang mabuk, stres, atau bahkan bunuh diri.

Pelbagai cara orang mengatasi keadaan tersebut. Tapi alih-alih mendapatkan ketenangan, manusia modern semakin terjepit dengan problem-problem gaya hidup yang ditawarkan oleh banyak pemodal.

Buku ini terbit karena adanya dorongan dari banyak pihak, terutama praktisi kedokteran dan psikolog untuk menuliskan sebuah buku yang memberikan petunjuk meraih ketenangan jiwa sekaligus sebagai upaya pencerdasan emosional dan spiritual atau yang lebih dikenal sebagai emotional & spiritual quotient.

Pembahasan dalam buku ini memadukan sisi akademis-teoritis dan sisi pragmatis dilihat dari perspektif tasawuf, dengan harapan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh lapisan masyarakat"

Pendahuluan / Prolog

Filosofi Terapi Jiwa Menurut Spiritualisme Islam
Akhir-akhir ini kita sering dikejutkan oleh pemberitaan media elektronik maupun mediamasa yang memberitakan mengenai banyaknya orang yang bunuh diri dengan cara lompat dari gedung yang menjulang tinggi, atau dengan cara meminum atau memakan zat beracun. Peristiwa semacam ini, menurut para ahli kesehatan mental adalah disebabkan oleh kecemasan, kehampaan dan kegelisahan yang akut dalam diri seseorang. Dan ini merupakan gejala umum manusia modern yang materialis dan hedonis yang selalu disibukkan oleh kehidupan duniawi yang melelahkan.

Dalam pandangan ahli tasawuf, timbulnya keresahan, kegelisahan, kehampaan jiwa, prustasi, stress, neurosis, depresi, dan penyakit mental lainnya adalah disebabkan adanya penyakit kalbu (qalb; secara tekstual diartikan “hati”) yang diakibatkan oleh perbuatan maksiat atau dosa.

Menurut para sufi (khususnya Al-Ghazali), kemaksiatan yang diperbuat manusia terbagi pada dua jenis, yaitu maksiat lahir dan maksiat batin. Maksiat lahir berarti segala perbuatan yang dikerjakan oleh anggota badan, seperti tangan, kaki, perut, mulut, mata dan telinga yang bertentangan dengan nilai-nilai syariat atau moral manusia. Perbuatan maksiat tangan yang dapat melahirkan kejahatan-kejahatan dalam masyarakat adalah seperti mencuri, merampok, korupsi, menganiaya, membunuh, berjudi, merampas hak rakyat banyak dan sejenisnya. Kemaksiatan yang dibuat mulut bisa berupa kegiatan memaki, berbohong, ghibah, menyebarkan aib orang lain, memfitnah, memutarbalikkan fakta, menipu, mengingkari janji, dan sejenisnya.

Adapun maksiat batin ialah segala sifat tercela yang diperbuat oleh hati (qalb) seperti hasad (iri hati), ujub (merasa sempurna dari orang lain), bukhul (kikir), hubbud-dunya (materialistik), ambisi yang berlebihan, haus kekusaan, dan khianat. AlGhazali menyebut sifat-sifat tercela ini dengan sebutan sifat-sifat muhlihat, yaitu segala tingkah laku manusia yang mengakibatkan kebinasaan makhluk Allah. Ia juga menyebutnya sebagai suatu kehinaan (razilah). Karenanya, Al-Ghazali menamakan marah dengan razilah ghadab (kehinaan marah), dengki dengan razilah hasad (kehinaan dengki) dan yang lainnya. Inilah yang disebut dengan qaswat al-qulub, yaitu kerasnya hati bagaikan batu yang pada dasarnya merupakan penyakit hati atau ruhani.

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar Isi
Pendahuluan: Filosofi Terapi Jiwa Menurut Spiritualisme Islam
1. Ikhlaslah dalam Bekerja
2. Hndaklah Bersikap Zuhud
3. Biasakan Membaca Al-Quran dengan Khusyuk
4. Perbanyaklah Mohon Ampun pada Tuhan
5. Kerjakan Shalat Tahajud Setiap Malam
6. Kosongkan Perut dengan Shaum
7. Perbanykalah Dzikir Setiap Waktu
8. Duduklah Bersama Orang-orang Saleh
9. Hindarkan Diri dari Lilitan Hutang
10. Jauhkan Diri dari Praktik Riba
11. Mari Kita Bersabar
12. Faidzâ ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallâh
13. Syukuri Apa yang Telah Dimiliki
14. Jangan Putus Asa, Rahmat Allah itu Luas
15. Jadikan Masjid Tempat Berteduh HatiAnda
16. Sisihkan Waktu untuk Tadabur Alam
17. Sempatkan Waktu untuk Khalwat dan Uzlah
Lampiran Sajak-sajak (Mengolah Rasa Menggugah Sukma)
     Sujud
     Berjuang untuk Tanah
     Kemana Hendak Pergi
     Subhanallah
     Sketsa Kearifan
     Sunyi
     Keagungan-Mu
     Tasbih
     Syahadatku
     Hakikar Hidup
     Lapindo
Catatan
Tentang Penulis

Kutipan

1. Ikhlaslah dalam Bekerja
“Kedengkian tidak akan masuk ke dalam hati seorang muslim jika dia menetapi tiga perkara: ikhlas kepada Allah dalam semua perbuatannya, memberikan nasihat yang tulus kepada penguasa, dan tetap berkumpul dengan masyarakat muslim.” (Hadis Nabi) Keikhlasan dalam bekerja dan berkarya akan menuntun jalan Anda pada ketentraman jiwa dan kesungguhan dalam bekerja.

2. Hndaklah Bersikap Zuhud

“Dunia adalah tempat kerja bagi orang yang disertai perasaan tidak senang dan tidak butuh kepadanya; dan dunia merasa bahagia bersamanya atau dalam menyertainya. Barangsiapa menyertainya dengan perasaan ingin memiliki dan mencintainya, dia akan dibuat menderita serta diantarkan pada hal-hal yang tidak teragungkan oleh kesabarannya.” (Hasan al-Bashri)

“Dunia akan segera berakhir dan akhirat akan segera menyongsong, dan masing-masing mempunyai penghuni. Maka, jadilah kamu sebagai anakanak akhirat, dan janganlah kamu menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari sekarang untuk beramal dan tidak ada perhitungan, sedangkan hari esok ada perhitungan dan tidak ada amal.” (Ali bin Abi Thalib)

3. Biasakan Membaca Al-Quran dengan Khusyuk

“Sesungguhnya Allah Swt akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan kitab Al-Quran dan akan merendahkan kaum yang lain dengannya juga.” (Hr Muslim) Jika Anda merasa gundah dan gelisah, risau dan resah, diliputi rasa takut dan khawatir, gamang dan was-was, sumpek dan stres, maka segeralah membaca Al-Quran! Karena sesungguhnya Al-Quran itu adalah obat penawar bagi orang-orang yang sedang hatinya gundah, resah dan gelisah.

4. Perbanyaklah Mohon Ampun pada Tuhan

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan siang dan malam, sedangkan Aku akan mengampuni seluruh dosa, minta ampunilah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni kalian.” (Hadis Qudsi)

5. Kerjakan Shalat Tahajud Setiap Malam

“Ingatlah di dalam shalat itu terdapat kebaikan dan keutamaan seluruhnya, karena dengannya leher-leher tunduk kepada Allah, Dalam syariat agama kita, shalat adalah yang pertama difardhukan dan paling akhir perkara yang tersisa ketika agama diangkat, Barangsiapa yang berdiri untuk bertakbir, rahmat akan menemuinya dan dia seperti seorang hamba sahaya yang mengetuk pintu majikannya, Dia selamat ketika dia shalat karena Tuhan Arasy, maka kebahagiaan tetap baginya ketika dia khusyuk.” (Syair Sufi)

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, akan tetapi yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (Qs al-Baqarah: 45)

6. Kosongkan Perut dengan Shaum

Sembuhkanlah hatimu di kala luka dengan lima perkara, kelak kau akan bahagia.

Kosongkanlah perutmu dan bacalah Al-Quran Banyaklah istighfar pada Tuhanmu Lakukanlah tahajud di tengah malam, Dan dekatilah orang saleh dan para ulama (Syair Sufi)

Jika hati dan pikiran Anda zig-zag, tak menentu pembawaannya, risau dan gelisah, penuh ambisi dan kekhawatiran, merasa tidak puas dengan apa yang Anda miliki, dan akhirnya tidak tentram, maka shaum sunnatlah segera!

7. Perbanykalah Dzikir Setiap Waktu

Akar permasalahan adalah daya tarik Tuhan, dan bahkan kawan tersayang, lakukanlah apa yang dapat dan janganlah berhenti pada daya tarik itu. (Jalaluddin Rumi)

Wahai Saudaraku yang sedang terlena, apabila kerisauan, keresahan, kegelisahan menimpamu; Itu tanda hatimu sedang kering, siramilah dengan dzikir kepada Tuhan-mu. Insya-Allah hatimu akan sejuk dan subur.

8. Duduklah Bersama Orang-orang Saleh

“Teman Akrab, pada suatu hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Qs azZukhruf: 67)

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang-orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab-(ku).’.” (Qs al-Furqân: 27-28)

9. Hindarkan Diri dari Lilitan Hutang

“Ya Allah, aku mohon perlindungan-Mu dari duka cita dan kesedihan; aku mohon perlindungan-Mu dari kelemahan dan kemalasan; aku mohon perlindungan-Mu dari kekiran dan sikap pengecut; aku mohon perlindungan-Mu dari tumpukan hutang dan tekanan orang.” (Hr Abu Dawud)

“Salah satu sumber ketidaktenteraman jiwa adalah karena lilitan hutang. Karena itu hindarkan lilitan hutang, agar hati tenteram.” (Al-Ghazali)

10. Jauhkan Diri dari Praktik Riba

“Hai sekalian orang yang beriman, janganlah kalian makan riba berlipat ganda, dan takutlah kalian kepada Allah supaya kalian berbahagia.” (Qs Âli ‘Imrân: 130)

11. Mari Kita Bersabar

“Wahai orang-orang yang beriman, berlaku sabarlah dan perkuat kesabaran di antara sesama kalian, dan bersiapsiagalah kalian serta bertakwalah kepada Allah supaya kalian memperoleh keberuntungan.” (Qs Âli ‘Imrân: 200)

Aku bersabar ketika aku tak tahu kehendak-Mu atas kesabaranku, Dan karena sabar, kusembunyikan petaka yang Kau kenakan pada diriku, Karena takut bahwa hatiku akan mengeluh tentang kerinduanku. Dengan diam-diam terhadap air mataku, hingga mereka bisa mengalir tanpa kutahu. (Syair Sufi)

12. Faidzâ ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallâh

“Dan kepunyaan Allahlah apa yang ghaib di langit dan di bumi, dan kepada-Nyalah dikembalikan urusan semuanya, maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (Qs Hûd: 23)

“Harta kekayaan langit dan bumi adalah milik Allah, tetapi orang-orang munafik tidak memahaminya.” (Qs al-Munâfiqûn: 7)

13. Syukuri Apa yang Telah Dimiliki

Jika Kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat pemberianKu) kepadamu.” (Qs Ibrâhîm: 7)

14. Jangan Putus Asa, Rahmat Allah itu Luas

“Sesungguhnya, tidak berputus asa dari rahamat Allah kecuali orang-orang kafir.” (Qs Yûsuf: 87).

“Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah rasa putus asa, dan betapa banyak kegembiraan datang setelah kesusahan. Siapa yang berbaik sangka pada Pemilik ‘Arasy dia akan memetik manisnya buah yang dipetik di tengah-tengah pohon berduri.” (Syair Sufi)

15. Jadikan Masjid Tempat Berteduh Hati Anda

“Siapa yang pergi pada pagi atau sore hari ke masjid, maka Allah menyediakan untuknya hidangan di sorga tiap ia pergi, baik pagi atau sore.” (Hr Bukhari & Muslim)

16. Sisihkan Waktu untuk Tadabur Alam

“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesunggunhya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (Qs ar-Rûm: 8)

17. Sempatkan Waktu untuk Khalwat dan Uzlah

“Uzlah itu lebih baik jika zaman sudah kacau balau, atau takut fitnah dunia sebagai ujian keimanan.” (Adzkiya’)

“Khalwat (menyendiri) adalah sifat orang-orang suci dan ‘uzlah (mengasingkan diri) adalah lambang orang yang bertauhid.” (Risal al-Qusyairi)