Tampilkan di aplikasi

Buku Marja hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Mukhtashar Shahih Al-Bukhari

1 Pembaca
Rp 175.000 15%
Rp 148.750

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 446.250 13%
Rp 128.917 /orang
Rp 386.750

5 Pembaca
Rp 743.750 20%
Rp 119.000 /orang
Rp 595.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

"Shahîh al-Bukhârî (judul lengkapnya: al-Jâmi‘ al-Musnad ash-Shahîh al-Mukhtashar min Umûr Rasûlillâh Shallâllâhu ‘Alaihi wa Sallama wa Sunanihi wa Ayyâmihi) adalah sebuah kompendium atau himpunan hadis-hadis sahih Nabi Muhammad Saw yang disusun oleh Imam Muhammad bin Ismâ‘îl al-Bukhârî (810-870 M/194-256 H), seorang ulama ahli hadis paling terkemuka, termasyhur, dan dihormati di kalangan umat Islam. Menurut pengakuan dan kesepakatan para ulama, Shahîh al-Bukhârî adalah salah satu koleksi hadis paling sahih dan paling baik dengan derajat sangat tinggi, karena Imam al-Bukhârî menggunakan kriteria yang sangat ketat dalam menyeleksi ratusan ribu hadis. Ia menghabiskan waktu 16 tahun dalam merampungkan kompendium hadis sahih karyanya ini.

Buku ini adalah terjemahan dari Mukhtashar Shahîh al-Bukhârî yang disusun oleh seorang ulama ahli hadis generasi terkemudian sesudah Imam al-Bukhârî, yakni Imam az-Zubaidi. Dalam versi lengkap Shahîh al-Bukhârî yang asli, ada beberapa hadis yang diulang-ulang dan juga beberapa hadis semakna yang tetap dicantumkan berikut sanad perawinya ditulis lengkap. Akibatnya, kitab Shahîh al-Bukhârî yang asli menjadi sangat tebal dan berjilid-jilid. Dalam buku ini, Imam az-Zubaidi merangkumnya dalam bentuk “ringkasan” (mukhtashar) tanpa mengulang hadis-hadis yang sama, memilih satu-dua atau beberapa dari sekian banyak hadis yang semakna, dan memotong rantai panjang perawinya sehingga menjadi satu jilid buku yang relatif tidak terlalu tebal. Dilengkapi dengan prolog, epilog, dan berbagai catatan-kaki sebagai penjelasan tambahan, nilai plus buku ini pun semakin mantap dan tak perlu diragukan lagi."

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Imam Zainuddin az-Zubaidi
Editor: Drs. Ahsin Mohammad, M.Ag / Siti Kulsum

Penerbit: Marja
ISBN: 9786026297235
Terbit: Januari 2018 , 816 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

"Shahîh al-Bukhârî (judul lengkapnya: al-Jâmi‘ al-Musnad ash-Shahîh al-Mukhtashar min Umûr Rasûlillâh Shallâllâhu ‘Alaihi wa Sallama wa Sunanihi wa Ayyâmihi) adalah sebuah kompendium atau himpunan hadis-hadis sahih Nabi Muhammad Saw yang disusun oleh Imam Muhammad bin Ismâ‘îl al-Bukhârî (810-870 M/194-256 H), seorang ulama ahli hadis paling terkemuka, termasyhur, dan dihormati di kalangan umat Islam. Menurut pengakuan dan kesepakatan para ulama, Shahîh al-Bukhârî adalah salah satu koleksi hadis paling sahih dan paling baik dengan derajat sangat tinggi, karena Imam al-Bukhârî menggunakan kriteria yang sangat ketat dalam menyeleksi ratusan ribu hadis. Ia menghabiskan waktu 16 tahun dalam merampungkan kompendium hadis sahih karyanya ini.

Buku ini adalah terjemahan dari Mukhtashar Shahîh al-Bukhârî yang disusun oleh seorang ulama ahli hadis generasi terkemudian sesudah Imam al-Bukhârî, yakni Imam az-Zubaidi. Dalam versi lengkap Shahîh al-Bukhârî yang asli, ada beberapa hadis yang diulang-ulang dan juga beberapa hadis semakna yang tetap dicantumkan berikut sanad perawinya ditulis lengkap. Akibatnya, kitab Shahîh al-Bukhârî yang asli menjadi sangat tebal dan berjilid-jilid. Dalam buku ini, Imam az-Zubaidi merangkumnya dalam bentuk “ringkasan” (mukhtashar) tanpa mengulang hadis-hadis yang sama, memilih satu-dua atau beberapa dari sekian banyak hadis yang semakna, dan memotong rantai panjang perawinya sehingga menjadi satu jilid buku yang relatif tidak terlalu tebal. Dilengkapi dengan prolog, epilog, dan berbagai catatan-kaki sebagai penjelasan tambahan, nilai plus buku ini pun semakin mantap dan tak perlu diragukan lagi."

Pendahuluan / Prolog

Imam Muhammad Bin Ismail Al-bukhari (194-256 H): Kolektor Hadis Nabi Saw Paling Unggul Di Dunia Islam
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma‘il bin Ibrahim bin alMughirah bin Bardzibah al-Ju‘fi al-Bukhari (194-256 H). Ia dilahirkan pada hari Jumat, 13 Syawwal 194 H di kota Bukhara. Sejak kecil pada tahun 205 H, ia sudah mencari ilmu, dan dalam usia dini pula ia telah menghafal sebagian karya para ulama. Ia telah mendengar hadis dari berbagai syaikh hadis di negerinya.

Kemudian ia melakukan rihlah (perjalanan) bersama ibu dan saudaranya ke Hijaz untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 210 H dan bermukim di Madinah Munawwarah. Di sana, ia mengarang kitab At-Târîkh al-Kabîr di dekat makam Rasulullah Saw. Di akhir hidupnya ia sempat dua kali menambahkan penjelasan ke dalam kitab ini.1 Al-Bukhari telah melakukan rihlah ilmiah untuk menemui beberapa syaikh dan para ulama hadis di berbagai negeri. Ia telah melakukan perjalanan ilmiah ke Baghdad, Bashrah, Kufah, Makkah, Madinah, Syam, Himsh, ‘Asqalan dan Mesir. Ia telah mendengar banyak hadis dan telah menulis hadis dari lebih daripada seribu orang guru hadis. Hal itu dibantu dengan kesabaran, kecerdasan, dan kecintaannya kepada ilmu, hingga ia meraih tingkatan tertinggi pada zamannya sehingga ia menjadi pemimpin kaum Muslim di bidang hadis. Lalu para ulama memberinya gelar Amirul Mukminin di bidang hadis, dan telah tersohor sifat wara‘, ketekunan ibadah, dan keluasan ilmunya.2 Al-Bukhari telah meriwayatkan hadishadisnya dari para syaikh hadis berikut ini: Ibrahim bin Hamzah az-Zubairi, Ibrahim bin al-Mundzir al-Hizami, Ibrahim bin Musa arRazi, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Shalih al-Mishri, Ahmad bin Abi Thayyib al-Marwazi, Ahmad bin Muhammad al-Azraqi, Adam bin Abi Iyas al-‘Asqalani, Abu an-Nadhar Ishaq bin Ibrahim al-Faradisi, Ishaq bin Rahawaih, Isma‘il bin Abban al-Warraq, Isma‘il bin Abi Uwais, Ayyub bin Sulaiman bin Bilal, Badal bin Muhabbar, Tsabit bin Muhammad asy-Syaibani az-Zahid, Ja‘far bin ‘Abdullah as-Sulami alBalkhi, Hajjaj bin Minhal al-Anmathi, Al-Hasan bin Basyar al-Bajali, Al-Hasan bin ar-Rabi‘ al-Burani, Abu ‘Umar Hafsh bin ‘Umar alHaudhi, Abu al-Yaman al-Hakam bin Nafi‘, Khalid bin Makhlad, Khallad bin Yahya, Dawud bin Syabib al-Bahili, Ar-Rabi‘ bin Yahya alAsnani, dan lain-lain.3 Beberapa muridnya yang telah meriwayatkan hadis darinya adalah sebagai berikut: AtTirmidzi, Ibrahim bin Ishaq al-Harbi, Ibrahim bin Ma‘qil an-Nasafi, Ibrahim bin Musa alJauzi, Abu Hamid Ahmad bin Hamdun bin Ahmad bin Rustum al-A‘masyi an-Nisaburi, Ahmad bin Sahal bin Malik, Abu Bakr Ahmad bin ‘Amr bin Abi ‘Ashim, Abu al-‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin al-Jalil al-Bazzaz alBukhari, Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Shadaqah al-Baghdadi, Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin ‘Ammar an-Nisaburi, Abu ‘Amr Ahmad bin Nashr bin Ibrahim al-Khaffaf an-Nisaburi, Ahyad bin Abi Ja‘far wali Bukhara, Adam bin Musa al-Khawari, Ishaq bin Ahmad bin Khalaf al-Bukhari, Ishaq bin Ahmad bin Zairak al-Farisi, Ishaq bin Dawud ash-Shawwaf at-Tustari, Abu Sa‘id Bakr bin Munir bin Khuwailid bin Asykar al-Bukhari, dan lain-lain.4 Muhammad bin Ahmad bin al-Fadhl alBalkhi telah bercerita: Saya mendengar ayahku berkata, “Dua mata Muhammad bin Isma‘il alBukhari di masa kecilnya tidak dapat melihat.

Lalu pada suatu hari, ibunya bermimpi melihat Nabi Ibrahim al-Khalil As. Nabi Ibrahim As berkata kepada sang ibu, ‘Wahai Fulanah! Allah telah mengembalikan penglihatan anak laki-lakimu karena engkau sudah terlalu lama menangis atau karena engkau sudah lama berdoa.’ Kemudian ketika waktu pagi, sungguh Allah telah mengembalikan penglihatan AlBukhari.”5 Ketika Al-Bukhari masih kecil di tengah para ahli fikih di Marwa, seorang pendidik bertanya kepadanya, “Berapa hadis yang engkau tulis dalam sehari?” Al-Bukhari menjawab, “Dua hadis.” Maka, tertawalah orang-orang yang hadir di majelis ilmu itu. Lalu seorang syaikh di antara mereka berkata, “Janganlah kalian menertawakan Al-Bukhari. Boleh jadi suatu hari nanti, ia yang akan menertawakan kalian.”6 Mengenai perjalanan (rihlah) ilmiah yang telah dilakukannya, Imam al-Bukhari menceritakan bahwa ia telah menemui lebih dari seribu orang guru hadis dari Hijaz, Irak, Syam, dan Mesir. Ia telah bertemu dengan mereka beberapa kali: di Syam, Mesir dan Al-Jazirah (dua kali), Bashrah (empat kali), dan Hijaz (selama 6 tahun). Ia tidak pernah menghitung berapa kali ia pernah berkunjung ke kota Kufah dan Baghdad bersama para ahli hadis Khurasan, antara lain adalah: Al-Makki bin Ibrahim, Yahya bin Yahya, Ibn Syaqiq, Qutaibah, dan Syihab bin Ma‘mar. Di Syam, ia bertemu dengan Firyabi, Abu Musyhir, Abu al-Mughirah, dan Abu alYaman.7 Di akhir hayatnya, penduduk Samarkand meminta Al-Bukhari agar menetap di negeri mereka. Al-Bukhari pun pergi ke sana untuk memenuhi permintaan mereka. Namun, setibanya di sebuah desa yang bernama Khartank, yang terletak dua farsakh dari Samarkand, ia jatuh sakit. Tak lama kemudian, ia wafat di sana pada tanggal 30 Ramadhan, pada malam Idul Fitri tahun 256 H dalam usia 62 tahun kurang 13 hari.

Editor

Siti Kulsum - Siti Kulsum, S.Pd. lahir di Garut pada 13 Agustus 1980. Ia adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Bojongloa 1, dan SMPN 1 Rancaekek. Kemudian ia melanjutkan pendidikan menengahnya sambil mondok di Pondok Pesantren YPI An Nur Malangbong, Garut, dari tahun 1996–1999. Pendidikan jenjang sarjananya ia selesaikan pada tahun 2005, jurusan Psikologi, fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Daftar Isi

Sampul
Pengantar Penerbit
Prolog: Imam Muhammad Bin Ismail Al-bukhari (194-256 H): Kolektor Hadis Nabi Saw Paling Unggul Di Dunia Islam
Daftar Isi
1. Kitab Wahyu
2. Kitab Iman
3. Kitab Ilmu
4. Kitab Wudhu
5. Kitab Mandi Besar (Al-ghusl)
6. Kitab Haid
7. Kitab Tayamum
8. Kitab Shalat
9. Kitab Waktu-waktu Shalat
10. Kitab Azan
11. Kitab Jumat
12. Kitab Shalat Khauf
13. Kitab Dua Hari Raya
14. Kitab Shalat Witir
15. Kitab Memohon Diturunkan Hujan
16. Kitab Shalat Gerhana Matahari
17. Kitab Sujud Saat Mendengar Bacaan Al-quran
18. Kitab  Mengqashar Shalat
19. Kitab Shalat Tahajud
20. Kitab Shalat Di Masjid Makkah Atau Madinah
21. Kitab Perbuatan Yang Tidak Berhubungan Dengan Shalat
22. Kitab Sujud Sahwi
23. Kitab Jenazah
24. Kitab Zakat
25. Kitab Zakat Fitrah
26. Kitab Haji
27. Kitab Umrah
28. Kitab Al-mushar Dan Denda Berburu
29. Kitab Denda Berburu Dan Sejenisnya Dalam Iram
30. Kitab Keutamaan Kota Madinah
31. Kitab Puasa
32. Kitab Tarawih
33. Kitab Fadhilah Malam Qadr
34. Kitab Iktikaf
35. Kitab Jual-beli
36. Kitab As-salam (Menjual Dengan Harga Dibayar Di Muka Dan Barang Dikirim Kemudian)
37. Kitab Pre-empsi (Asy-syuf‘ah)
38. Kitab Upah
39. Kitab Al-awâlât
40. Kitab Perwakilan (Al-wakâlah)
41. Kitab Mengolah Tanah Dan Pertanian
42. Kitab Pengairan
43. Kitab Pinjaman, Pelunasan Utang, Pembekuan Harta Milik, Dan Pailit (Bangkrut)
44. Kitab Perselisihan
45. Kitab Al-luqathah (Barang Temuan)
46. Kitab Al-mazhâlim (Kezaliman)
47. Kitab Kerjasama
48. Kitab Hipotek Atau Gadai
49. Kitab Memerdekakan Budak Dan Keutamaannya
50. Kitab Hadiah Dan Keutamaannya
51. Kitab Kesaksian
52. Kitab Syarat-syarat
53. Kitab Wasiat
54. Kitab Jihad
55. Kitab Awal Penciptaan
56. Kitab Kisah Nabi-nabi
57. Kitab Keutamaan Para Sahabat Nabi SAW
58. Kitab Peperangan
59. Kitab Tafsir
60. Kitab Keutamaan Al-quran
61. Kitab Nikah
62. Kitab Talak
63. Kitab Nafkah Dan Keutamaan Menafkahi Keluarga
64. Kitab Makanan
65. Kitab Aqiqah
66. Kitab Hewan Sembelihan Dan Buruan
67. Kitab Hewan Kurban (Al-adhâî)
68. Kitab Minuman
69. Kitab Sakit
70. Kitab Pengobatan
71. Kitab Pakaian
72. Kitab Adab
73. Kitab Permohonan Izin
74. Kitab Doa-doa
75. Kitab Kelembutan Hati
76. Kitab Takdir
77. Kitab Sumpah Dan Nazar
78. Kitab Kafarat Sumpah
79. Kitab Pembagian Waris
80. Kitab Al-Hudûd
81. Kitab Orang Kafir Dan Murtad Yang Memerangi Allah Dan Rasul-nya
82. Kitab Diyât
83. Kitab Perintah Bertobat Kepada Orang Yang Murtad, Menolak Kebenaran, Dan Memeranginya
84. Kitab Tafsir Mimpi
85. Kitab Berbagai Fitnah
86. Kitab Hukum-hukum
87. Kitab Keinginan
88. Kitab Berpegang Teguh Kepada Al-quran Dan Sunnah Nabi SAW
89. Kitab Tauhid
Epilog: Pendekatan Kontekstual Dan Kritik Matan Dalam Memahami Hadis Nabi SAW
— Catatan —