Tampilkan di aplikasi

“Orang pintar” tak berani teropong ibu kota baru

Majalah Matra - Edisi 1219
17 Desember 2019

Majalah Matra - Edisi 1219

Secara geografis kota yang tengah dipersiapkan menjadi calon ibu kota negara ini persis di tengah-tengah Bumi Pertiwi.

Matra
Mungkin Anda sering mendengar istilah “orang pintar”. Manusia berjuluk “orang pintar” ini biasanya dipercaya memiliki kemampuan membaca alam pikiran orang lain, atau bahkan meramalkan nasib sebagian orang di masa depan.

Dalam berbagai ensiklopedi yang beraroma supranatural, “orang pintar” atau yang juga bisa disebut “dukun”. Ini adalah sebuah istilah yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural.

Dengan “kelebihan”-nya itu, menyebabkan dia dianggap dapat memahami hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam gaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah. Tentu saja, hal semacam ini hanya berlaku bagi yang mempercayai dan cendeerung menyenangi dunia mistik.

Namun bagi yang tidak percaya atau tak peduli, semua dianggap bohong belaka. Di kalangan yang tak mempercayai, kerap muncul ungkapan: “disebut orang pintar, karena yang datang itu orang bodoh” atau statemen lainnya yang membuat kikuk orang-orang yang berprofesi di dunia ini.

Bagi yang menyukai dunia mistis, mereka banyak tahu soal perilaku dan cara kerja para “orang pintar” ini. Konon, tak semua “orang pintar” membaca kondisi seseorang atau wilayah tertentu, terutama yang berada di seberang pulau. Laut seolah menjadi menjadi “pembatas” wilayah kekuasaan ilmu gaibnya.

Bisa disimpulkan, para “orang pintar” dianggap memiliki wilayah masing-masing. “Mungkin supaya tidak berebut lahan,” ujar Sarmono, warga Kota Depok yang mengaku menyukai dunia supranatural.
Majalah Matra di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI