Tampilkan di aplikasi

Bertamu ke beranda angkor siem reap kamboja

Majalah Matra - Edisi 1219
17 Desember 2019

Majalah Matra - Edisi 1219

Kota ini hanya berjarak tujuh kilometer dari kompleks candi legendaris Angkor Vat dan Angkor Thom. Pemandangan modern bercampur dengan suasana tradisional. Tapi hati-hati, kalau tak awas mata, Anda bisa meminum bensin. Manggalani Rr. Ukirsari datang ke beranda salah satu dari tujuh keajaiban dunia itu.

Matra
Mirip Taman Suropati di Menteng, Jakarta. Itu kesan saya saat menginjakkan kaki di taman yang berjuluk The Royal Crusade For Independence Garden. Pepohonan rindang, rumput hijau, dan bermacam bunga, termasuk kamboja putih, seolah menjadi penghias bagi taman yang juga dikenal sebagai zero point kota Siem Reap, Kamboja.

Sedikit yang membedakan, di tengahnya terdapat kolam bujur sangkar yang “dijaga” empat patung singa. The Royal Crusade For Independence Garden hanya salah satu daya tarik Siem Reap. Beberapa bangunan penting pun mengapit kawasan hijau itu.

Antara lain, peristirahatan Raja Norodom Sihanouk yang bertatapan dengan Hotel Grand d’Angkor, lalu Preah Ang―sebuah wihara bagi penganut Buddha― juga Siem Reap River, dan jembatan tua yang didirikan pada 1928. Ini yang unik. Meski terbilang penting, karena punya banyak tempat bersejarah, kota ini seolah terlupakan.

Yang muncul di benak para pendatang justru lebih pada kemegahan Angkor Wat dan Angkor Thom yang kesohor itu. Kota ini memang tidak terlalu jauh, kira-kira tujuh kilometer dari kompleks candi itu.

Kota ini boleh dibilang merupakan gerbang utama menuju kompleks candi legendaris peninggalan Kerajaan Khmer yang berkuasa di negeri itu sejak 802 hingga 1432. Dan, Siam Reap ibarat beranda menuju Angkor.
Majalah Matra di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI