Tampilkan di aplikasi

Lakon berusia 40 tahun

Majalah Mens Obsession - Edisi 191
26 Desember 2019

Majalah Mens Obsession - Edisi 191

Bicara soal sampah dan penguasa korup memang seolah tak ada habisnya di setiap era. Namun bagaimana dengan kejujuran? Seperti apa rasanya mempertahankan nilai kejujuran pada era di mana ketidakadilan dan ketidakjujuran bisa dengan mudahnya ditemui di sudut kota mana pun?

Mens Obsession
Sebagai salah satu kelompok teater paling produktif di Indonesia, Teater Koma kembali dengan produksi terbarunya berjudul J.J Sampah-Sampah Kota yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Lakon yang menjadi produksi ke-159 ini dipentaskan pada November 2019 lalu di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Lakon J.J Sampah-Sampah Kota ini berkisah tentang sepasang suami istri bernama Jian dan Juhro yang hidup di sebuah gubuk di kolong jembatan. Jian bekerja sebagai kuli pengangkut sampah. Ia digaji harian dan tidak punya jaminan masa depan. Meski begitu ia tetap bekerja dengan jujur, rajin, giat dan gembira. Bersama Juhro, yang tengah hamil tua, ia hidup bahagia.

Semua ini tak lepas dari pengawasan Mandor Kepala dan tiga mandor bawahannya, Tiga Pemutus. Mereka ingin melihat sampai sejauh mana kejujuran Jian bisa dipertahankan. Suatu hari, Para Pemutus menjatuhkan tas berisi uang yang amat banyak di sekitar tempat Jian bekerja. Jian panik. Apa yang sebaiknya ia lakukan Lakon ini ditulis oleh N. Riantiarno dan telah dipentaskan oleh Teater Koma pada 1979. Setelah 40 tahun berlalu, Teater Koma kembali mementaskan lakon ini dengan arahan Rangga Riantiarno yang berperan sebagai sutradara. Ini merupakan kali kedua penyutradaraannya di Teater Koma setelah Antigoneo pada 2011 yang lalu.

“Saya menulis naskah J.J Jian Juhro ketika berada di Iowa, Amerika Serikat untuk memenuhi undangan bagi para penulis Indonesia selama enam bulan. Sisanya saya tulis di Jakarta dan saya persembahkan untuk Ratna dan Rangga. Pentas ini disutradarai oleh Rangga Riantiarno. Mengapa Rangga, pengalamannya sangat cukup. Dia adalah sosok yang hadir pada era milenial, dia pasti tahu apa yang harus dikerjakan. Saya hanya sosok yang lahir sebelum era itu. Semoga pentas ini bisa mengilhami kita semua,” ujar Nano.
Majalah Mens Obsession di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI