Ketika berbicara mengenai investasi, kita sudah tidak asing dengan istilah put your eggs in one basket. tersebut dalam dunia investasi dikenal Pernyataan don’t dengan diversifikasi investasi. Diversifikasi investasi berarti meletakkan dana kita ke beberapa jenis aset, misalnya dengan berinvestasi di logam emas, saham, properti, dan surat utang. Bertujuan guna mengurangi risiko investasi dengan melakukan investasi pada beberapa instrumen yang berbeda.
Sebagian investor terbagi dalam kelompok yang pro dan kontra. Bagi yang setuju meyakini bahwa kalau kita berinvestasi dalam satu jenis investasi, apabila sedang rugi maka investasi kita akan rugi total. Misal kita berinvestasi pada emas dan tidak disangka harga emas sekarang turun cukup banyak.
Hal ini menyebabkan nilai investasi kita saat ini akan turun cukup banyak. Namun, ada pula investor yang kontra, karena meyakini memiliki kemampuan cukup untuk mengendalikan investasinya mempunyai basic edukasi, pengalaman, dan uang yang berlebih atau excessive money.
Diversifikasi biasanya berhubungan dengan asset allocation. Sebelum mendiversifikasi kita perlu tahu tipe risiko konservatif, moderat, atau agresif. Tipe agresif menyukai instrumen berisiko tinggi seperti saham, sedangkan tipe moderat cocok untuk aset berisiko menengah seperti obligasi. Porsi saham di portofolio investor agresif bisa mencapai 50%, sementara instrumen nonrisiko seperti emas hanya dapat porsi 20%. Reksadana dapat disebut juga sebagai portofolio.
Contoh kasus jika kita memiliki beberapa reksadana saham, Reksadana Saham A, Reksadana Saham B dan Reksadana Saham C, apakah ini salah satu diversifikasi? Sayangnya, ketika IHSG turun biasanya reksadana saham juga mengalami penurunan. Jika seluruh investasi berada di tiga reksadana saham, maka ketiganya mungkin akan mengalami penurunan.
